Aswatini and Hening Romdiati and Bayu Setiawan and Ade Latifa and Fitranita and Mita Noveria (2004) Ketahanan pangan, kemiskinan dan sosial demografi rumah tangga. Project Report. Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI, Jakarta.
Lap. Penelitian_Aswatini_Puslit Kependudukan_2004.pdf - Published Version
Download (20MB) | Preview
Abstract
Undang - Undang Pangan No 7 tahun 1996 menyatakan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk mencapai kondisi ketahanan pangan, juga dalam kaitannya dengan upaya pengentasan kemiskinan. Kondisi ketahanan pangan dan kemiskinan ini sangat berkaitan dengan keadaan sosial demografi karena berbagai keadaan yang merupakan dampak dari kondisi ketahanan pangan dan kemiskinan antara lain status gizi dan kesehatan, sangat berpengaruh terhadap variabel-variabel demografi seperti fertilitas dan mortalitas. Karena itu penelitian ini, yang difokuskan pada analisis ketahanan pangan dan kemiskinan serta keterkaitannya dengan kondisi demografi rumah tangga, sangat strategis untuk dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian tahun kedua dari tiga tahun penelitian yang didanai DIP Pusat Penelitian Kependudukan-Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia (PPK-LIPI). Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Untuk mendapatkan pemahaman tentang kondisi ketahanan pangan dikembangkan indeks ketahanan pangan yang dihitung berdasarkan tiga indikator ketahanan pangan (ketersediaan pangan, keberlanjutan ketersediaan pangan serta kualitas dan keamanan pangan). Pengukuran kondisi kemiskinan mengacu pada konsep kemiskinan yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik, dengan penentuan garis kemiskinan makanan. Garis kemiskinan ini diukur berdasarkan pengeluaran untuk konsumsi makanan, yang setara dengan 2.100 kkal energi dan 50 gram protein, sebagai standar kebutuhan minimum untuk seseorang bisa hidup sehat dan layak. Garis kemiskinan makanan dapat mengindikasikan kemiskinan yang sangat parah, sebagai perwujudan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar, yaitu makanan. Analisis demografi rumah tangga difokuskan dalam enam kelompok rumah tangga berdasarkan kondisi ketahanan pangan dan kemiskinan yaitu: (1) rumah tangga tahan pangan tidak miskin, (2) rumah tangga tahan pangan miskin, (3) rumah tangga kurang tahan pangan tidak miskin, (4) rumah tangga kurang tahan pangan miskin, (5) rumah tangga tidak tahan pangan tidak miskin, dan (6) rumah tangga tidak tahan pangan miskin. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun ada kecenderungan umum keterkaitan antara kondisi ketahanan pangan dan kemiskinan dengan kondisi sosial demografi rumah tangga, seperti usia, pendidikan dan status migrasi kepala rumah tangga serta besar dan tipe rumah tangga, hubungan yang terjadi tidak selalu searah. Ada variabel-variabel antara yang perlu dianalisis untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang hubungan-hubungan ini misalnya variabel-variabel yang berhubungan dengan latar belakang ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Selain dari itu, peranan perubahan variabel-variabel demografi seperti fertilitas, mortalitas dan migrasi juga perlu didalami untuk melihat pengaruh kondisi ketahanan pangan dan kemiskinan terhadap kondisi demografi rumah tangga.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ketahanan pangan, Kemiskinan, Demografi, Kependudukan |
Subjects: | Problem Solving Information for State & Local Governments > Economic & Community Development Urban & Regional Technology & Development > Regional Administration & Planning Urban & Regional Technology & Development > Economic Studies Urban & Regional Technology & Development > Social Services Social and Political Sciences > Social Concerns |
Depositing User: | - Rulina Rahmawati |
Date Deposited: | 06 Jun 2023 12:23 |
Last Modified: | 06 Jun 2023 14:26 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/17681 |