Evaluasi CPPB IRT dan penyusunan rekomendasi HACCP pada UMKM tempe A-zaki di Bandar Lampung

Tempe merupakan salah satu makanan fermentasi yang bahan baku utamanya berasal dari kedelai dan memiliki nilai gizi tinggi, murah, dan sumber protein yang mudah didapatkan.
Produksi tempe, khususnya di Indonesia, biasanya dilakukan dalam skala rumah tangga. Sebagai upaya pengembangannya, produsen sebaiknya dapat mempertahankan kualitas produknya, khususnya pada aspek manajemen keamanan pangan seperti Cara Pengolahan Pangan yang Baik (CPPB) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Tujuan penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi kesesuaian implementasi CPPB-IRT dan untuk membuat rencana HACCP. Penelitian ini dilakukan pada UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Tempe a-Zaki di Bandar Lampung. Penelitian dilakukan dengan pendekatan
deskriptif kuantitatif. Data primer (pengamatan dan wawancara) dan data sekunder dikumpulkan sebagai informasi. Untuk evaluasi CPPB, data yang ada dibandingkan dengan
peraturan kepala BPOM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UMKM tempe a-Zaki dapat dikelompokkan ke dalam IRTP level III karena tidak terdapat kesesuaian kritis, memiliki 4
ketidaksesuaian serius, 3 ketidaksesuaian mayor, dan 10 ketidaksesuaian minor sehingga audit internal harus dilakukan setiap dua minggu sekali. Untuk HACCP, produsen belum memiliki desain dan rencana implementasi HACCP.