Andy Ahmad, Zaelany and Makmuri, Sukarno and Soewartoyo, Soewartoyo and Titik, Handayani and Sri, Hargiono and Ngadi, Ngadi and Vanda, Ningrum and Angga Sisca, Rahadian (2013) Kebijakan pendidikan dan pelatihan dalam perencanaan tenaga kerja perikanan: kasus Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cirebon. Project Report. Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI, Jakarta.
Lap. Penelitian_Andy_Puslit Kependudukan_2013.pdf - Published Version
Download (12MB) | Preview
Abstract
Rendahnya pemanfaatan sumberdaya laut (SDL) karena rendahnya kualitas sumberdaya manusia dengan indikator: rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya pendayagunaan tenaga kerja, rendahnya produktivitas, dan rendahnya daya saing. Oleh sebab itu masalah penyiapan tenaga kerja perikanan menjadi penting. Penelitian tahun 2013 ini mencoba memahami kebijakan pendidikan pelatihan dalam kaitannya dengan penyiapan tenaga kerja sektor perikanan. Studi tersebut dilakukan di kabupaten Sukabumi dan kabupaten Cirebon, menerapkan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, desk review dan pengumpulan data sekunder. Program pemerintah untuk peningkatan kualitas tenaga kerja (TK) melalui : i) pendidikan formal melalui Sekolah Tinggi Perikanan, Akademi Perikanan dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri /Sekolah Menengah Kejuruan ii) pelatihan melalui BLK (Balai Latihan Kerja), program pelatihan dari KKP, P2MKP (Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan) dan iii) penyuluhan. Pelatihan di masyarakat melalui anggota keluarga lain, teman, nakhoda, awak kapal yang lebih senior, petambak sukses. KASUS SUKABUMI dan CIREBON menunjukkan bahwa asal siswa dari berbagai daerah. Untuk keselarasan kompetensi siswa : 1) Pelatihan disiplin, ketahanan fisik, serta ketrampilan yang dibutuhkan di kapal diutamakan, dibandingkan kurikulum nasional, 2) Penambahan matapelajaran bahasa asing Jepang, Korea dll 3) sertifikasi ketrampilan 4) praktek kerja sistem magang. KESIMPULAN RISET : 1) Masalah lingkungan, teknologi dan tenaga kerja menjadi masalah dalam pengembangan perikanan. 2) Perencanaaan tenaga kerja perikanan masih berorientasi supply driven, belum memperhatikan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha, 3) Peran pemerintah dalam meningkatkan kualitas TK masih minimal. Subsidi dan bantuan untuk mendukung kegiatan sering tidak tepat sasaran, 4) Pola pendidikan on the job training lebih banyak terjadi : nakhoda/pemilik tambak melatih anak buah, 5) Sangat terpengaruh globalisasi : menjadi nelayan di Jepang, Korea, dll bagi lulusan SMK ke atas, 6) kurikulum yang ada tidak sesuai dengan situasi lapangan kerja, 7) pentingnya penyuluhan kepada nelayan dan pekerja perikanan sebagai pendidikan informal perlu digalakkan dan 8) Alumni bekerja di luar negeri untuk menghimpun modal, yang digunakan untuk pekerjaan di tanah air baik di bidang perikanan maupun pekerjaan nonperikanan.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Subjects: | Problem Solving Information for State & Local Governments > Human Resources Administration & Management > Personnel Management, Labor Relations & Manpower Studies Urban & Regional Technology & Development > Regional Administration & Planning |
Depositing User: | - Rulina Rahmawati |
Date Deposited: | 22 May 2023 02:09 |
Last Modified: | 22 May 2023 02:09 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/16852 |