Yazid, Moch (2014) PERANAN ISOLAT BAKTERIINDIGENOUS SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI PERAIRAN YANG TERKONTAMINASI URANIUM. Ganendra, 17 (1). pp. 35-44. ISSN p-ISSN: 1410-6957, e-ISSN: 2503-5029
1300-2397-1-SM.pdf - Published Version
Download (803kB) | Preview
Abstract
Telah dilakukan penelitian peran isolat bakteri indigenous sebagai agen bioremediasi perairan yang terkontaminasi uranium. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji peranan Bacillus sp dan Pseudomonas sp yang diisolasi dari limbah uranium cair aktivitas rendah untuk dimanfaatkan sebagai agen bioremediasi radionuklida tersebut di lingkungan yang mencakup : efisiensi dan lokasi pengikatan uranium, perbandingan efisiensi pengikatannya dengan bakteri non indigenous serta pengaruh pemberian stimulan. Pengujian kemampuan pengurangan konsentrasi uranium dilakukan dengan penimbangan biomassa bakteri tersebut, sedangkan pengukuran konsentrasi uranium dilakukan menggunakan spektrofotometer. Penentuan letak pengikatan uranium oleh bakteri dilakukan dengan cara mensuspensikan pellet ke dalam aquadest steril. Penambahan stimulan asam asetat dilakukan dengan variasi konsentrasi 1, 2 dan 3 mM dan volume 1,5 ml; 3,5 ml; 5,5 ml dan 7,5 ml. Diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : efisiensi pengurangan uranium untuk isolat bakteri indigenous yaitu Pseudomonas sp sebesar 84,99 % dan Bacillus sp efisiensinya sebesar 52,70 %; sedangkan untuk isolat bakteri non indigenous yaitu Pseudomonas aeruginosa sebesar 78,47 % dan Bacillus subtilis sebesar 45,22 %, setelah waktu inkubasi 54 jam. Lokasi pengikatan uranium yang dominan terdapat pada dinding sel. Penambahan stimulan asam asetat berpengaruh terhadap rentang waktu pencapaian fase pertumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa isolat Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. indigenous yang diisolasi dari limbah uranium cair aktivitas rendah dapat berperan sebagai agen bioremediasi perairan yang terkontaminasi uranium sampai dengan konsentrasi 60 ppm, dengan rerata efisiensi pengikatan yang lebih tinggi dibandingkan bakteri non indigenous yaitu 52,70 % - 84,99 %. waktu inkubasi 54 jam. Penambahan stimulan asam asetat dapat meningkatkan efisiensinya menjadi 99,8 %.
Kata Kunci : bakteri indigenous, uranium, bioremediasi, lingkungan
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir > Keselamatan Lingkungan > Keselamatan Radiasi Lingkungan Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir > Keselamatan Lingkungan > Keselamatan Radiasi Lingkungan Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir > Keselamatan Lingkungan > Remediasi Lingkungan Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir > Keselamatan Lingkungan > Remediasi Lingkungan Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir > Keselamatan Lingkungan > Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir > Keselamatan Lingkungan > Analisis Mengenai Dampak Lingkungan |
Divisions: | BATAN > Pusat Sains dan Teknologi Akselerator IPTEK > BATAN > Pusat Sains dan Teknologi Akselerator |
Depositing User: | Administrator Repository |
Date Deposited: | 15 May 2018 05:00 |
Last Modified: | 31 May 2022 09:09 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/1645 |