Strategi pengembangan IPTEK peroketan LAPAN dalam adaptasi terhadap MTCR

Dalam jangka sedang LAPAN merencanakan melanjutkan pengembangan iptek peroketan secara bertahap menuju roket pengorbit satelit ke orbit rendah. Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan bantuan kerja sama alih iptek dari negara maju. namun sementara itu berkembang suatu politik internasional melalui perjanjian informal yaitu Missile Technology Control Regime (MTCR). Isi pokok perjanjian adalah pelarangan ekspor peralatan dan transfer teknologi wahana peluncur dirgantara tak berawak (termasuk teknologi pendukungnya) yang mampu untuk mengangkut muatan Iebih dari 500 kg dengan jarak jelajah Iebih dari 300 km dengan tujuan untuk membatasi perkembang-biakan senjata pemusnah masal nuklir, kimia dan biologi, yaitu dengan jalan mengawasi pengembangan wahana peluncurnya. Saat ini jumlah negara yang telah menandatangani perjanjian tersebut 32 negara dan Indonesia belum ikut menandatangani. Makalah ini mencoba memahami kandungan isi perjanjian, memahami arah pengembangan iptek peroketan nasional, menganalisis dampak MTCR terhadap pengembangan iptek peroketan nasional, dan kemudian menganalisis dan merumuskan alternatif strategi nasional pengembangan iptek peroketan. Indonesia akan Iebih mulus dalam pengembangan iptek peroketan apabila mendaftarkan diri sebagai anggota MTCR, namun apabila Indonesia belum mendaftarkan diri sebagai anggota MTCR maka strategi pengembangan iptek peroketan dapat dilakukan bekerja sama dengan negara non-MTCR yarg telah memiliki kemampuan iptek peroketan melebihi Indonesia seperti Cina, India dan Pakistan. dan Indonesia sebaiknya membatasi diri hanya akan mengembangkan iptek peroketan dalam koridor ketentuan MTCR dan diumumkan secara terbuka.