Wedjatmiko, Wedjatmiko (2002) Pengelolaan perairan tambak udang dengan biofilter kerang hijau. In: Seminar Nasional Limnologi II.
Prosiding_Wedjatmiko_Balai Penelitian Perikanan Laut_2002_439-447.PDF
Download (2MB) | Preview
Abstract
Usaha budidaya udang secara intensif di Indonesia, berkembang cepat antara tahun 19851990, dan udang mencapai puncak keberhasilan mulai tahun 1987. Namun tahun 1990 budidaya udang intensif mulai banyak menghadapi masalah, antara lain tingginya mortalitas, lambatnya tingkat pertumbuhan dan kegagalan panen akibat udang terserang penyakit. Penyebabnya diantaranya adalah merosotnya lingkungan tambak dan meningkatnya pencemaran. Salah satu usaha untuk mengendalikan mutu lingkungan budidaya adalah melalui pengolahan air (water treatment), dalam haf ini menggunakan kerang hijau (Perna viridis) sebagai sarana atau komponen biofilter, yang diaplikasikan pada tandon air pada areal tambak budidaya udang. Seperti diketahui bahwa kerang adalah merupakan hewan air yang mampu mengakumulasi logam berat di air. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas air tambak udang melalui pengurangan konsentrasi pencemar maupun logam berat, melalui proses biofilter oleh kerang hijau. Penelitian ini dilakukan pada tambak udang windu secara intensif di TIR (Tambak Inti Rakyat) Karawang pada tambak seluas 4.000 m Sebanyak delapan petak tambak, yang terdiri dari empat petak untuk pembesaran dan empat petak digunakan sebagai tandon. Salah satu petak tandon digunakan sebagai petak biofilter. Jumlah kerang hijau yang digunakan sebagai biofilter adalah sebanyak 1.000 kg, yang dipelihara dengan cara digantung di dalam air tandon. Hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian menunjukan bahwa penggunaan kerang hijau sebagai komponen biofilter, ternyata mampu menetralisir kandungan logam berat khususnya raksa (Hg) dan timah hitam (Pb). Pada air sumber kandungan Hg sebesar 0. 001 ppm dan Pb bervariasi antara 0.001 - 0.038 ppm, setelah melalui proses biofilter, maka kandungan Hg dan Pb pada tambak pembesaran menjadi 0 ppm. Sedangkan kandungan logam berat untuk Cu, Cd, dan Zn, konsentrasinya juga mengalami penurunan. Pengaruhnya terhadap produksi tambak pada penelitian ini, juga cukup memuaskan yang mana dengan padat penebaran rata-rata 50 ekor/m mampu berproduksi rata-rata sebesar 9.419 kg I ha.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Subjects: | Natural Resources & Earth Sciences > Limnology Agriculture & Food > Fisheries & Aquaculture |
Depositing User: | Saepul Mulyana |
Date Deposited: | 12 May 2023 10:22 |
Last Modified: | 12 May 2023 10:22 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/16328 |