Telaah lingkungan fisik Danau Rawa Pening

S. Sutanto B.R., S. Sutanto B.R. and Budi, Sulaswono (2002) Telaah lingkungan fisik Danau Rawa Pening. In: Seminar Nasional Limnologi II.

[thumbnail of Prosiding_S Sutanto_Jurusan Geografi fisik_UGM_2002_39-48.PDF]
Preview
Text
Prosiding_S Sutanto_Jurusan Geografi fisik_UGM_2002_39-48.PDF

Download (3MB) | Preview

Abstract

Danau Rawa Pening terbentuk karena proses pembendungan hasil erupsi Gunung Ungaran Tua. Danau ini terletak di wilayah Kabupaten Semarang, mempunyai berbagai kegunaan meliputi sumber tenaga listrik, irigasi, pengendali banjir, perikanan, rekreasi, penghasil pupuk organik dan pusat kajian ilmiah. Permasalahan yang dijumpai di danau Rawa Pening relatif komplek dan menimbulkan kontradiksi, terutama dari pemanfaatan danau yang tidak terkontrol. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode survei dan teknik pengambilan contoh dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan lokasi sumber pencemar dan kondisi fisik Rawa Pening. Hasil penelitian menunjukkan air sungai- sungai yang masuk ke Rawa Pening, berdasarkan sifat fisik dan kimia air dalam kondisi yang baik ditandai oleh kandungan nilai oksigen terlarut relatif tinggi (6,1 -- 8,2 mg/l), nilai daya hantar listrik (DHL) rendah (70 - 200 umhos), serta nilai unsur - ­unsur kimia yang juga relatif rendah. Kondisi tubuh perairan danau relatif baik, dengan kandungan oksigen terlarut di permukaan danau berkisar antara 9,8 -- 3,3 mg/l, suhu air 29,5 - 24,7 "C, DHL 210 -- 90 umhos, tipe air bikarbonat (berdasarkan kandungan anion) dan tipe sodium (berdasarkan kandungan kation). Pemanfaatan Rawa Pening yang diperkirakan mempercepat berakhirnya fungsi danau ini antara lain limbah pakan ikan dari usaha budidaya perikanan sistem karamba jaring apung, wisata dengan limbahnya, pertumbuhan enceng gondok (Echornia crassipes) dan pemanfaatan gambut yang tidak terkendali, serta sedimentasi dari sungai-sungai yang masuk ke danau. Upaya pengendalian limbah perikanan dengan cara pengawasan terhadap jenis pakan ikan; limbah wisata dengan meningkatkan sarana pembuangan limbah; pertumbuhan enceng gondok dilakukan dengan 'awir' dan pemotongan secara berkala, serta, membatasi pengambilan gambut. Untuk pengendalian sedimen diperlukan usaha pembuatan sumur resapan, 'sedimen trap', basin pengendali, intensifikasi terrasering dan penghijauan

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects: Natural Resources & Earth Sciences > Geology & Geophysics
Natural Resources & Earth Sciences > Limnology
Divisions: BATAN > Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi
IPTEK > BATAN > Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Depositing User: Saepul Mulyana
Date Deposited: 12 May 2023 07:11
Last Modified: 12 May 2023 07:11
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/16284

Actions (login required)

View Item
View Item