A. A. Gde, Bagus (2010) Desa Cekeng: perspektif arkeologis. Forum Arkeologi, XXIII (2). pp. 237-254. ISSN 0854-3232
31 - Published Version
Download (32kB)
Abstract
Desa Cekeng adalah salah satu desa kuna yang ada di Kecamatan Susut Bangli, dan di desa ini ditemukan dua buah sarkofagus, lumpang batu, jalan berundak-undak yang dilapisi batu, pola desa linier dengan bangunan tradisional. Adanya temuan sarkofagus sebagai bukti bahwa desa ini sudah ada sejak jaman prasejarah dari masa perundagian, dan pada masa ini penduduk sudah hidup menetap di desa-desa yang teratur dan mempunyai tata kehidupan yang baik dan mengikat para anggotanya. Pada masa ini mulai ada penguburan dengan sarkofagus. Tradisi penguburan dengan sarkofagus hanya dilakukan bagi para pemuka masyarakat atau para pemimpin masyarakat, sedangkan masyarakat biasa dikuburkan di tanah biasa. Dalam penataan desa Cekeng konsep yang dipakai adalah konsep dualistis, dan konsep ini adalah konsep Indonesia kuna yang sudah ada sejak jaman prasejarah. Konsep dualistis tersebut terwujud dalan tata arah yaitu kaja-kelod (utara-selatan), yang dikaitkan dengan guug-laut, luan-teben (hulu-hilir). Segala sesuatu yang dikatagorikan bersifat suci dan bernilai sakral akan menepati letak dibagia utara (guung), dan yang bersifat tidak suci akan menempatkan di bagian selatan.Setelah masuknya pengaruh Hindu Jawa di Bali masuklah konsep Asta Kosala Kosali dan Asta Bumi.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Cekeng sebagai Desa Bali Aga |
Subjects: | Social and Political Sciences > Archaeology |
Divisions: | OR_Arkeologi_Bahasa_dan_Sastra > Arkeologi_Prasejarah_dan_Sejarah |
Depositing User: | Anak Agung Ayu Trisnadewi |
Date Deposited: | 09 May 2023 04:12 |
Last Modified: | 09 May 2023 04:12 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/16249 |