Kebijakan pengelolaan plasma nutfah ikan bilih (Mystacoleucus padangensis blkr) di Danau Singkarak

lkan bilih yang hidup di Danau Singkarak meupakan endemik, tergolong hampir punah dan mempunyai nilai ekonomis penting. Oleh karena itu pengelolaannya penting dilakukan agar berkelanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profit nelayan dan sumberdaya ikan bilih, sehingga dapat ditentukan kebijakan pengelolaannya untuk keberlanjutannya di Danau Singkarak. Penelitian mengunakan metode sensus. data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan nelayan menggunakan kuesioner. Daerah pengambilan data sebanyak 15 desa di selingkar Danau Singkarak mencakup Kabupaten Solok dan Tanah Datar. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif, selanjutnya dirumuskan berdasarkan analisis SWOT (Strechtening Weakness Opportunity and Threats) dan dibuat model kebijakan pengelolaanya. Jumlah nelayan penangkap ikan bilih sebanyak 395 orang, dengan tingkat pendidikan dominan tidak tamat SD dan tamat SD (55.44%), kelompok umur yang paling banyak menangkap ikan berkisar antara 31-40 tahun. Jenis alat tangkap yang digunakan adalah jaring jangi (894 unit), jaring lingkar (32 unit), alahan (62 unit). jala (280 unit). Lukah (13 unit), arus listrik (89 unit) dan bahan peledak. Untuk keberlanjutan ikan bilih pengelolaan yang harus dilakukan adalah : 1) pengelolaaan penangkapan 2) pengelolaan habitat; dan 3) pengelolaan perbenihan. Pengelolaaan tersebut harus dilakukan secara terpadu yakni antara Pemda kabupaten Solok, Pemda Kabupaten Tanah Datar, PT PLN (Persero) Sektor Bukittinggi. Perguran Tinggi (Universitas Bung Hatta) dan Masyarakat selingkar Danau Singkarak.