Validasi model ozon untuk Indonesia

Data ozon dapat diperoleh dari satelit NOAA dan TOMS (Total Ozone Mapping Spectrometer), namun sering ditemui data kosong yang disebabkan oleh kerusakan satelit atau peralatan lainnya, maka penggunaan model yang sudah ada perlu dipertimbangkan untuk mengisi data kosong atau mengetahui data ozon total dari suatu tempat yang belum ada data pengamatannya. Untuk itu perlu dilakukan validasi model tersebut dengan data observasi yang ada di Indonesia. Untuk keperluan validasi model ozon dengan data observasi (insitu) yang ada di Indonesia, sebagai studi kasus digunakan sampel data ozon total harian dari Brewer untuk kota Bandung dan Watukosek . Untuk Bandung digunakan sampel data rata-rata harian ozon total dari Brewer dari perioda Agustus 1995 — Oktober 1996, sedangkan untuk Watukosek data rata-rata harian ozon total dari Brewer dari perioda Desember1993 — Juli 1994. Dalam pengolahan data digunakan metoda Filtering Data Analisis, untuk menduga kesalahan observasi atau kelainan data, baik yang disebabkan oleh kerusakan alat atau kondisi iklim yang ekstrim. Data ozon total setelah difiltering, yang tidak representatif dikeluarkan dari rentetan data. Hasil validasi menunjukkan bahwa model matematik dari Thomas. K Van Heuklon ini mempunyai pendekatan yang cukup baik dengan basil observasi (Brewer) yang ada di Bandung dan di Watukosek dengan deviasi dibawah 10%, yaitu masing — masing berkisar antara 7,7% sampai — 6,5% untuk Bandung dan dan 7,6 % sampai — 1,4 %, untuk Watukosek. Model ini dapat digunakan untuk mengisi data kosong atau untuk menentukan nilai ozon total di suatu tempat.