Johan Arif and Darwin Siregar (2014) Analisis kandungan flourine (F) di dalam fosil tulang dan gigi: Kasus dari Gua Pawon, Sangiran, dan Kalitidu. Forum Arkeologi, 27 (3). pp. 187-196. ISSN 0854-3232
30 - Published Version
Download (36kB)
Abstract
Tulang akan mengalami proses diagenesa ketika terkubur dalam tanah yang menyebabkan unsur organik makin berkurang dan unsur anorganik makin bertambah kadarnya karena masuknya unsur kimia anorganik dari luar, salah satunya adalah unsur F (fluorine). Penelitian ini membahas tentang kandungan F (fluorine) pada fosil-fosil tulang dan gigi yang bersifat insitu dan tidak insitu yang berasal dari Gua Pawon di Jawa Barat, Sangiran di Jawa Tengah, dan Kalitidu di Jawa Timur. Kandungan F (fluorine) pada fosil tulang dan gigi dapat digunakan untuk menentukan sumber asal fosil yang berstatus tidak insitu dan tidak diketahui kedudukan stratigrafinya. Hasilyang diperoleh adalah material yang berasal dari Gua Pawon mempunyai kadar F (fluorine)yang bervariasi. Material fosil dari Kalitidu yang berstatus insitu mempunyai kadar F (fluorine)yang relatif sama, sedangkan material fosil yang berstatus tidak insitu mempunyai kadar F(fluorine) paling tinggi. Material fosil dari Sangiran memiliki hubungan kandungan F (fluorine)dengan usia formasi yang berbeda dengan Gua Pawon dan Kalitidu, yaitu semakin kecil kadar F(fluorine) pada fosil tulang dan gigi, maka semakin tua umur fosil. Salah satu material fosil, yaitu gigi geraham Homo erectus (JA-41), merupakan fosil gigi Homo erectus termuda yang pernah ditemukan di Sangiran
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Metode fluorine, Fosil, Subfosil, Insitu, Gua Pawon, Sangiran, Kalitidu. |
Subjects: | Social and Political Sciences Social and Political Sciences > Archaeology |
Divisions: | OR_Arkeologi_Bahasa_dan_Sastra > Arkeologi_Prasejarah_dan_Sejarah |
Depositing User: | Ni Nyoman Mei Antari |
Date Deposited: | 26 Apr 2023 04:17 |
Last Modified: | 26 Apr 2023 04:54 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/15676 |