Analisis sensitivitas aerosol terhadap karbonmonoksida berbasis data satelit

Sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan nilai konsentrasi aerosol pada saat kondisi berawan adalah dengan menggunakan polutan karbonmonoksida (CO) sebagai proksi aerosol. Namun, peluang CO yang dapat digunakan sebagai proksi aerosol sangat tergantung pada tingkat sesitivitas aerosol yang dalam hal ini kita gunakan nilai aerosol optical depth (AOD). Dengan menggunakan data AOD, CO dan IWC (Ice Water Content) kemudian dianalisis besarnya sensitivitas AOD (5) terhadap CO. Data AOD harian diperoleh dari platform Aqua Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) level 2 (MYD04), data CO harian dan IWC harian keduanya diperoleh dari Aura Microwave Limb Sounder (MLS) level 2 versi 3.3 pada ketinggian 215 hPa. Analisis dilakukan pada 2 wilayah kajian, yaitu Sumatera dan Kalimantan. Kategori sensitivitas AOD (5) ditentukan berdasarkan kemiringan grafik CO terhadap nilai sensitivitas AOD (6). Tiga kategori sensitivitas yang digunakan disini adalah sensitivitas tinggi, moderat dan rendah. Hasil studi kasus Sumatera dan Kalimantan, menunjukkan nilai sensitivitas AOD (6) yang bervariasi cukup tinggi, dimana nilai sensitivitas tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi meteorologi, topografi dan sumber emisi polutannya. Dari hasil secara keseluruhan, pada umumnya sensitivitas AOD (6) terhadap CO untuk Sumatera termasuk dalam kategori sensitivitas yang rendah dengan nilai rata-rata 6 < 0.08. Untuk Kalimantan sensitivitas AOD (5) terhadap CO umumnya termasuk dalam kategori sensitivitas moderat. Satu-satunya nilai sensitivitas AOD tertinggi di Sumatera terjadi pada bulan Agustus dengan nilai 6 = 0.28, dan untuk Kalimantan, nilai sensitivitas tertinggi tercapai pada hanya pada bulan Oktober dengan nilai 5 = 0.27.