Pengaruh cuaca antariksa jangka panjang dan jangka pendek pada parameter ionosfer di atas Indonesia

Wilson Sinambela (2009) Pengaruh cuaca antariksa jangka panjang dan jangka pendek pada parameter ionosfer di atas Indonesia. In: Matahari dan lingkungan antariksa. PT. Massma Sikumbang, Jakarta, pp. 65-76. ISBN 978-602-8564-00-7

[thumbnail of Bunga rampai_Wilson SInambela_Hal.65-76_2009.pdf]
Preview
Text
Bunga rampai_Wilson SInambela_Hal.65-76_2009.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Pengaruh cuaca antariksa jangka panjang pada parameter ionosfer di atas Indonesia diselidiki dengan menggunakan deret waktu data frekuensi kritis lapisan F2 ionosfer (foF2) Tanjungsari (6°,54'24"S:107°,24'34" T), dan Total Electron. Content (TEC) Bandung (6,20 S:100,32°T) selama periode siklus matahari ke -23 (1996-2007). Diperoleh bahwa rata-rata tahunan antara variasi fluks radio matahari, F10,7 cm, variasi foF2 Tanjungsari, dan variasi TEC Bandung mempunyai kaftan yang erat. Itu dibuktikan oleh tingginya koefisien korelasi yang diperoleh, masing-masing sebesar r1= 0, 94 (R2 = 0,903) (F10,7 dengan foF2 Tanjungsari) , dan r2= 0, 88 (R2= 0,778) (F10,7 dengan TEC Bandung). Sementara pengaruh cuaca antariksa jangka pendek pada parameter ionosfer di atas Indonesia diselidiki dengan menggunakan data peristiwa aktivitas matahari ekstrim Oktober-Nopember 2003 yang mempengaruhi variasi foF2 Tanjugsari dan TEC Bandung. Diperoleh bahwa peristiwa flare dan CME tersebut menyebabkan badai geomagnetik, dan selanjutnya menyebabkan badai ionosfer. Badai-badai ini bergantung pada kekuatan flare sinar-X, tipe CME dan posisinya di matahari ketika terjadi di permukaan matahari. Badai geomagnet dan badai ionosfer ini pada gilirannya akan mengganggu komunikssi frekuensi tinggi (HF) dan navigasi berbasis satelit. Flare dan CME pada 28, 29 Oktober dan 2 dan 4 Nopember,2003 menyebabkan badai geomagnet ekstrim dengan indeks Dst mencapai — 401 nT, yang pada gilirannya menyebabkan gangguan komunikasi radio frekuensi tinggi dengan deviasi maksimum A foF2 = - 9,14 MHz, dan deviasi TEC maksimum ATEC = — 43,10 TECU, yang menyebabkan kesalahan posisi maksimum dalam sistem navigasi sekitar 7,1 meter.

Item Type: Book Section
Uncontrolled Keywords: Cuaca antariksa, aktivitas matahari, dan Variabilitas ionosfer, flare dan CME
Subjects: Taksonomi LAPAN > Sains Antariksa dan Atmosfer > Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan > Sains Antariksa > Dinamika Ionosfer dan Cuaca Antariksa
Divisions: LAPAN > Deputi Sains Antariksa Dan Atmosfer > Pusat Sains Antariksa
Depositing User: - Dina -
Date Deposited: 25 Apr 2023 23:57
Last Modified: 25 Apr 2023 23:57
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/15550

Actions (login required)

View Item
View Item