Pemahaman keluarga tentang kondisi fisik rumah dan identifikasi risiko infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada balita

ISPA sering terjadi pada balita, umumnya terbatas pada bagian atas tetapi sekitar 5% bagian bawah. Secara keseluruhan upaya penurunan angka kematian ibu dan anak mengalami perlambatan, bahkan mencapai titik stagnasi selama 5-10 tahun terakhir.Tingginya angka kematian bayi di negara berkembang berkaitan dengan tingginya tingkat polusi udara. Dampak risiko lingkungan seperti polusi udara dalam dan luar ruangan.Lingkungan yang tercemar sangat berbahaya bagi balita karena organ dan sistem kekebalan yang berkembang, saluran pernapasan dan tubuh yang lebih kecil membuat balita lebih rentan terhadap udara dan air yang kotor. Provinsi Aceh menempati urutan ke 10 dari 34 provinsi lainnya dengan angka ISPA 10%, masih jauh dari capaian maksimal nasional, angka ISPA di Indonesia hanya 9,3%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pemahaman keluarga terhadap kondisi fisik rumah dan kemampuan mengidentifikasi risiko ISPA. Penelitian observasional dengan desain studi cross sectional, dilakukan pada keluarga dengan balita pada tanggal 3-4 Desember 2020, teknik pengambilan sampel non probability sampling dengan cara quota sampling, jumlah sampel yang diteliti 42 keluarga. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan pemahaman keluarga dengan kemampuan mengidentifikasi risiko ISPA (P=0,005), analisis multivariat menunjukkan bahwa pemahaman keluarga terhadap kepadatan hunianmemiliki pengaruh yang lebih tinggi (P=0,005; OR=2,89). Perlu adanya peningkatan kualitas SDM keluarga, perlu adanya kerjasama lintas sektor dan lintas program.