Studi Iklim dan Vegetasi Menggunakan Pengukuran Isotop Alam Stalaktit Goa Seropan, Gunung Kidul-Yogyakarta

Satrio, Satrio and Sidauruk, Paston and Pratikno, Bungkus (2012) Studi Iklim dan Vegetasi Menggunakan Pengukuran Isotop Alam Stalaktit Goa Seropan, Gunung Kidul-Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 8 (1). pp. 43-52. ISSN 2527-6433

[thumbnail of Studi Iklim dan Vegetasi Menggunakan Pengukuran Isotop Alam Stalaktit Goa Seropan, Gunung Kidul-Yogyakarta] Text (Studi Iklim dan Vegetasi Menggunakan Pengukuran Isotop Alam Stalaktit Goa Seropan, Gunung Kidul-Yogyakarta)
497

Download (28kB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mempelajari perubahan iklim dan vegetasi menggunakan isotop alam 13C, 14C dan 18O yang berasal dari sampel stalaktit. Sampel stalaktit diambil dari goa Seropan yang terletak di Kecamatan Semanu, Gunung Kidul, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan iklim, vegetasi, temperatur atmosfer, umur dan pertumbuhan stalaktit. Kandungan CaCO3 dalam stalaktit digunakan untuk mendapatkan data dari ke tiga jenis isotop alam tersebut. Data isotop 13C digunakan untuk mengetahui fluktuasi iklim dan vegetasi. Data isotop 18O, baik yang berasal dari stalaktit maupun dari air tanah yang menetes dalam stalaktit digunakan untuk mengetahui perubahan temperatur atmosfer, sedangkan isotop 14C digunakan untuk mengetahui umur dan pertumbuhan stalaktit. Hasil analisis isotop alam 13C menunjukkan bahwa iklim daerah Gunung Kidul didominasi iklim kering. Hampir 87,5 % menunjukkan vegetasi kering C4, di mana kandungan 13C-nya lebih kaya (-6 o/oo hingga +2 o/oo Pee Dee
Belemnite, PDB) dan hanya 12,5 % saja kadang-kadang vegetasinya basah C3, di mana kandungan 13C-nya lebih miskin (-14 o/oo hingga -6 o/oo PDB). Dari hasil analisis 18O (stalaktit, PDB) dan 18O (tetesan air, Standard Mean Ocean Water, SMOW) menghasilkan data temperatur antara 12,2 o
C hingga 32,1 oC dalam kurun waktu dari tahun 1621 hingga 2011 dengan temperatur rata-rata 19,5 oC, sedangkan dari hasil analisis 14C menunjukkan bahwa pertumbuhan stalaktit sekitar 0,1 mm/tahun atau dalam sepuluh tahun hanya tumbuh sekitar 1 mm saja. Pertumbuhan ini tergolong lambat dan hal ini lazim untuk daerah tropis dengan iklim/vegetasi kering seperti Gunung Kidul.

Kata kunci: studi iklim, vegetasi, isotop alam, stalaktit, goa Seropan

Item Type: Article
Subjects: Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Pemanfaatan Isotop dan Radiasi > Bidang SDA/Lingkungan
Divisions: BATAN > Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
IPTEK > BATAN > Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
Depositing User: Administrator Repository
Date Deposited: 14 May 2018 04:08
Last Modified: 31 May 2022 09:23
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/1486

Actions (login required)

View Item
View Item