Penelitian sains dalam menunjang industri

Suatu fenomena yang menarik dalam 2 atau 3 dekade yang terakhir ini adalah pembentukan dari negara-negara industri baru (NIB), seperti Korea Selatan, Taiwan, Hongkong dan Singapura. Hal yang menarik misalnya Taiwan mengalami transformasi dan negara agraria menjadi negara industri hanya dalam waktu sekitar 20 tahun.Tentu banyak faktor yang mempengaruhi transformasi tersebut termasuk unsur-unsur sosial-ekonomi-politik. Akan tetapi segi lain yang menonjol dalam transformasi tersebut adalah peranan dari sumber daya dan kemampuan penelitian dari ncgara-negara tersebut.Segi ini yang akan disoroti dalam makalah ini. Dalam "Kompas”,Juni 1991 misalnya Fuadi Rasyid mengutip tulisan Jacques Graillard dalam AMBIO, mengenai sains di negara-negara berkembang dan memberikan data publikasi ilmiah tahun 1973 dan periode 1981-1985. Graillard membuat daftar ranking publikasi untuk 15 negara yang paling atas. Bila dalam tahun 1973 Malaysia mula-mula memperoleh kedudukan ke-11 dalam kurun 1981-1985, hilang dari daftar 15 negara yang paling atas. Di pihak lain NIB.semuanya masukdalam kclompok 15 ynng teratas.Perlu diperhatikan bahwa NIB ini menitkberatkan industrinya pada teknologi maju, berbeda dengan dì negara kita prosentase teknologi-majunya masih kecil. Dalam Pekan Sains dan Teknolngi di Manila pada tahun 1991, Penasihat Presiden Amerika Serikat dalam bidang sains dan teknologi, mengemukakan terjadinya perubahan corak industri,yang lebih cenderung ke bidang-bidang teknologi maju, karena bidang-bidang tersebut mempunyai nilai tambah yang benar, dibandingkan dengan industri-industri konvensional seperti industri tekstil dan sepatu. Perkembangan dari bidang-bidang teknologi maju. memerlukan hubungan yang erat dengan penelitian dasar.