Kebutuhan informasi iklim untuk peningkatan produksi pertanian

Peningkatan kebutuhan terhadap produksi pertanian di satu sisi dan adanya gejala pelandaian produksi (levelling off) berbagai komoditi pertanian terutama produktivitas tanaman pangan dan makin terbatasnya sumberdaya pertanian di sisi lain, menuntut perlunya efisiensi dan optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian, terutama tanah, iklim dan air. Iklim/cuaca merupakan salah satu komponen produksi yang sangat menentukan tingkat produktivitas dan optimalisasi sumberdaya tanah dalam sistem produksi pertanian. Sebab itu kekurangselarasan antara sistem usaha pertanian yang dikembangkan dengan karakteristik iklim/cuaca menyebabkan tingkat dan mutu produksi pertanian tidak optimal. Swasembada pangan yang diraih secara susah payah pada tahun 1984, akhir- akhir ini sering terancam dan semakin rentan. Selain disebabkan oleh ketidakseimbangan kebutuhan dengan laju peningkatan produksi, hal tersebut juga disebabkan oleh deraan iklim dan cuaca yang semakin kerap terjadi. Puncak kerentanan tersebut yang diindikasikan oleh krisis pangan pada tahun 1997-1998 disebabkan oleh penyimpangan iklim berupa fenomena alam El-Nino. Deraan iklim juga sering terjadi pada komoditas lain, seperti kebakaran tanaman perkebunan yang dipicu oleh El-Nino, kekeringan dan kebanjiran pada tanaman hortikultura, dan lain-lain. Deraan iklim tersebut dapat dihindari atau dikurangi melalui penyesuaian sistem pertanian dengan iklim jika infomasi yang akurat dan aplikatif (berdaya guna) dapat diperoleh lebih dini, seperti interpretasi dan ramalan iklim Infomasi iklim semakin dirasakan pentingnya di masa mendatang, terutama jika dikaitkan dengan visi pembangunan pertanian yang akan datang yaitu sistem pertanian yang tangguh, modem, efisien, dan berbudaya industri yang berlandaskan pada upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya.