Reanalisis curah hujan di Indonesia hasil simulasi model area terbatas resolusi tinggi CSIRO DARLAM

Reanalisis curah hujan di Indonesia luaran dari model area terbatas beresolusi tinggi menjadi fokus makalah ini. Model area terbatas yang digunakan adalah DARLAM (Division of Atmospheric Research Limited Area Model) yang dikembangkan oleh CSIRO Australia. Perbandingan antara curah hujan luaran simulasi DARLAM dengan hasil observasi 15 stasiun di Indonesia untuk kasus-kasus tahun El Nino (1982), tahun La Nina (1988/89), dan tahun 'normal' (1990) menjadi perhatian utama dalam studi ini. Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari reanalisis ini adalah (1) meskipun perbedaan nilai variabel masih cukup besar, model area terbatas beresolusi tinggi yang digunakan dalam eksperimen ini dapat dipandang telah mampu mensimulasikan pola umum curah hujan untuk ketiga kasus yang ditinjau. Hal ini mengindikasikan bahwa kaidah-kaidah fisika dan dinamika sistem iklim regional yang dilibatkan dalam model dan berperan sebagai "the first principles" telah mampu mendeskripsikan mekanisma-mekanisma utama sistem iklim regional di Indonesia dan sekitarnya; (2) penyimpangan-penyimpangan yang cukup signifikan, seperti dalam kasus Amahai, Ambon, Manokwari, dan Medan, kemungkinan besar disebabkan oleh dinamika lautan yang belum direpresentasikan dengan baik dalam model.; (3) pada umumnya rata-rata curah hujan hasil simulasi model lebih kecil atau kira-kira sama dengan hasil observasi, kecuali dalam sejumlah kecil kasus seperti Banjarmasin (1990), Kendari (1988/89), dan Medan (1990) yang dengan jelas menunjukkan ekses relatif terhadap observasi.