Model deret waktu aktivitas konveksi di Benua Maritim Indonesia dan sekitarnya berbasis Transformasi Wavelet

Analisis model rangkaian waktu kegiatan konveksi di benua maritim Indonesia dan sekitarnya (19,5°LU-19,5°5; 80,5°BT -159,5°BT) menggunakan indeks konveksi (IC) yang didefinisikan berdasarkan relasi antara suhu atmosfer pada level 400 hPa dan suhu benda hitam setara telah dilakukan. Perangkat lunak Weighted Wavelet Z-transform (WWZ) diterapkan dalam penelitian tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa periode waktu konveksi yang muncul pada pengamatan waktu tahun 1990 sampai dengan tahun 1997 adalah 80 hari dan 165 hari. Di wilayah khatulistiwa seperti Samudera Hindia, sebagian Sumatera dan Kalimantan, periode waktu 80 hari kegiatan konveksi muncul dalam selang waktu 900 hingga 1000 hari (30 hingga 33 bulan), dan sebaliknya, muncul dalam rentang waktu selang waktu 400 sampai 500 hari (13 sampai 17 bulan) di bagian Samudera Hindia dan Australia bagian utara untuk belahan bumi bagian selatan, tetapi jangka waktu tersebut tidak muncul untuk belahan bumi bagian utara seperti pantai Madras, dan sebagian Thailand dan Samudera Pasifik. Jangka waktu 165 hari aktivitas konveksi hanya muncul satu kali untuk wilayah ekuator seperti Samudera Hindia, sebagian Sumatera dan Kalimantan serta sebagian Samudera Hindia dan utara Australia untuk belahan bumi bagian selatan, namun muncul empat kali untuk belahan bumi utara seperti itu. seperti pantai Madras, dan bagian dari Thailand dan Samudera Pasifik selama pengamatan waktu tahun 1990 sampai 1997.