Prakiraan jangka panjang di Badan Meteorologi dan Geofisika

Prakiraan jangka panjang (musim) dibuat oleh BMG dua kali dalam setahun, sesuai kondisi musim di Indonesia. Prakiraan musim kemarau dibuat awal Maret dan prakiraan musim hujan dibuat pada awal September. Mengingat curah hujan di Indonesia sangat bervariasi menurut ruang dan waktu, maka tidak seluruh daerah memiliki musim hujan dan kemarau sebagaimana yang didefinisikan BMG. Daerah-daerah yang memiliki musim yang jelas antara hujan dan kemarau yang telah dikelompokkan menjadi Daerah Prakiraan Musim, dijadikan dasar dalam memprakirakan musim untuk keperluan operasional. Metoda yang digunakan untuk memprakirakan musim yang dilakukan BMG terdiri atas beberapa metoda yang berbasis statistik/matematik (probabilitas, ARIMA, deret harmonis, analogi), statistik dinamis (regresi, model transfer). dan metoda dinamis. Pada metoda statistik dinamis, unsur-unsur fisis/dinamis yang dijadikan variabel bebas diantaranya Indeks Osilasi Selatan (SOI), dan anomali suhu muka laut (SSTA). Metoda dinamis yang digunakan untuk mendukung metoda statistik adalah berupa hasil analisa dan prediksi BMG dan pusat-pusat iklim/cuaca dalam dan luar negeri. Validasi hasil prakiraan musim BMG yang dibuat untuk kurun waktu sepuluh tahun terakhir menunjukkan adanya variasi ketepatan diantara unsur yang diprakirakan. Secara kualitatif dari empat unsur yang diprakirakan (permulaan musim hujan, permulaan musim kemarau, sifat hujan musim hujan dan sifat hujan musim kemarau), urutan tingkat ketepatannya adalah; prakiraan permulaan musim lebih baik dari prakiraan sifat hujan. Antara kedua musim (hujan/kemarau), prakiraan musim hujan lebih baik dari pada prakiraan musim kemarau baik untuk permulaan maupun sifat hujannya.