Aris Pramudia and Irsal Las (2001) Aplikasi dan pemanfaatan teknologi prediksi cuaca dan iklim dalam pembangunan pertanian. In: Temu Ilmiah Prediksi Cuaca dan Iklim Nasional, 11 Juli 2000, Bandung.
Prosiding_Aris_Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Badan Litbang Pertanian_2000.pdf
Download (5MB) | Preview
Abstract
Pembangunan sistem produksi pangan nasional yang berhasil meraih swasembada beras pada tahun 1984 ternyata sangat rentan terhadap berbagai deraan, terutama deraan iklim dan organisme pengganggu. Salah satu indikasinya adalah krisis pangan tahun 1997 dan 1998 akibat anomali iklim El-Nino yang menyebabkan ribuan hektar tanaman padi dan tanaman pangan lainnya kekeringan dan puso. Bahkan El-Nino pada tahun tersebut juga mendera tanaman perkebunan dan buah-buahan, baik berupa kekeringan maupun kebakaran. Walaupun telah berulangkali terjadi, namun anomali iklim hampir tidak pernah dapat diantisipasi sebelumnya. Selain anomali iklim yang bersifat ekstrim, fluktuasi iklimpun, terutama curah hujan juga yang sering mendera sistem produksi pangan dan tanaman lainnya juga tidak terantisipasi dengan baik. Inti permasalahannya antara lain berkaitan dengan: (a) kemampuan serta akurasi prediksi iklim dan cuaca, (b) sistem dan apresiasi berbagai pihak terhadap informasi prediksi cuaca dan iklim, dan (c) sistem dan mekanisme perencanaan pertanian, terutama tanaman pangan. Dampak anomali iklim terhadap sistem produksi pertanian sangat tergantung pada: (a) tingkat pengaruh El-Nino atau La-Nina terhadap pola curah hujan, (b) sistem/status hidrologi dan agroeksistem lahan, serta (c) sistem usaha tani dan praktek pertanian. Analisis time series curah hujan di Jawa, Sumatera dan Bali menunjukkan bahwa secara spatial tidak seluruh wilayah yang curah hujannya secara signifikan dipengaruhi oleh anomali iklim. Namun kebanyakan wilayah sentra produksi pangan di Jawa, terutama Jawa Barat dan Jawa Timur serta Sumatera bagian selatan sangat rentan terhadap anomali iklim. Secara temporal pengaruh anomali iklim, terutama El-Nino sangat signifikan terhadap curah hujan pada musim kemarau, terutama MK-II. Anomali iklim tersebut hampir secara linier mempengaruhi pola ketersediaan air baik air irigasi maupun lengas tanah. Oleh sebab itu, anomali iklim secara langsung sangat menentukan luas areal tanam, produktivitas, potensi indeks pertanaman dan pola tanam tanaman semusim. Pada umumnya keempat komponen tersebut berkorelasi negatif dengan El-Nino. Jika direncanakan secara taktis, anomali iklim La-Nina sangat stregis dalam upaya peningkatan indeks pertanaman tanaman pangan, terutama padi. Oleh sebab itu akurasi dan sistem penyampaian informasi prediksi cuaca dan iklim sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian, terutama pertanian pangan.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Subjects: | Atmospheric Sciences > Meteorological Data Collection, Analysis, & Weather Forecasting |
Depositing User: | - Aullya - |
Date Deposited: | 11 Jan 2023 03:06 |
Last Modified: | 04 Aug 2023 07:33 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/14263 |