PENGGUNAAN [3H]-LEUSIN UNTUK MEMPELAJARI SENYAWA KOMPLEKS PERSEITOL·K+ YANG DIISOLASI DARI BENALU ALUS Scurrula fusca SEBAGAI INHIBITOR SINTESIS PROTEIN PADA SEL

Winarno, Hendig (2005) PENGGUNAAN [3H]-LEUSIN UNTUK MEMPELAJARI SENYAWA KOMPLEKS PERSEITOL·K+ YANG DIISOLASI DARI BENALU ALUS Scurrula fusca SEBAGAI INHIBITOR SINTESIS PROTEIN PADA SEL. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 1 (1). ISSN 1907-0322

[thumbnail of PENGGUNAAN [3H]-LEUSIN UNTUK MEMPELAJARI SENYAWA KOMPLEKS PERSEITOL·K+ YANG DIISOLASI DARI BENALU ALUS Scurrula fusca SEBAGAI INHIBITOR SINTESIS PROTEIN PADA SEL] Text (PENGGUNAAN [3H]-LEUSIN UNTUK MEMPELAJARI SENYAWA KOMPLEKS PERSEITOL·K+ YANG DIISOLASI DARI BENALU ALUS Scurrula fusca SEBAGAI INHIBITOR SINTESIS PROTEIN PADA SEL)
574

Download (23kB)

Abstract

Telah dilakukan pengujian aktivitas senyawa perseitol·K+ (2) yang diisolasi dari benalu alus Scurrula fusca (BL.) G. DON terhadap inhibisi sintesis protein oleh sel kanker Ehrlich ascites dari tikus. Pengujian dilakukan dengan menggunakan L-[3,4,5-3H(N)] leusin dan pengukuran dilakukan dengan pencacah sintilasi cair. Hasil percobaan menunjukkan bahwa senyawa isolat tersebut mnunjukkan aktivitas inhibisi sebesar 13% pada konsentrasi sampel 10-7 M. Aktivitas ini lebih tinggi dibandingkan senyawa perseitol (3) tanpa ion K+ yang hanya menunjukkan aktivitas inhibisi sebesar 5%. Keberadaan ion K+ dalam senyawa kompleks
merupakan faktor esensial dalam aktivitasnya sebagai inhibitor sintesis protein oleh sel kanker. Percobaan yang sama yang dilakukan terhadap berbagai komposisi campuran senyawa perseitol (3) dan ion K+ dengan perbandingan molar 24:1, 22:1, 20:1, dan 18:1 menunjukkan bahwa komposisi perseitol : K+ = 20:1 memberikan aktivitas inhibisi tertinggi terhadap sintesis protein yaitu 40% pada konsentrasi 10-4 M. Aktivitas inhibisi ini lebih tinggi dibandingkan cycloheximide sebagai kontrol positif (25% inhibisi pada 0.5×10-6 M). Hal ini diduga pada komposisi perbandingan molar tersebut, perseitol (3) dan ion K+ membentuk senyawa kompleks perseitol·K+ seperti isolat benalu alus. Selain pengaruh keberadaan ion K+, perbandingan molar 20:1 merupakan faktor yang sangat berperan dalam aktivitasnya sebagai inhibitor sintesis protein oleh sel kanker

Item Type: Article
Subjects: Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Pemanfaatan Isotop dan Radiasi > Bidang Kesehatan
Divisions: BATAN > Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
IPTEK > BATAN > Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
Depositing User: Administrator Repository
Date Deposited: 12 May 2018 02:23
Last Modified: 31 May 2022 03:46
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/1396

Actions (login required)

View Item
View Item