Metode estimasi latent heat flux dari radiative bowen ratio dari data satelit Landsat

Laras, Tursilowati (2007) Metode estimasi latent heat flux dari radiative bowen ratio dari data satelit Landsat. In: Sains atmosfer & iklim, sains antariksa serta pemanfaatannya. LAPAN, Jakarta, pp. 77-83. ISBN 978-979-1458-11-5

[thumbnail of Bunga rampai_LarasTursilowati_Hal.77-83_2007.pdf]
Preview
Text
Bunga rampai_LarasTursilowati_Hal.77-83_2007.pdf

Download (690kB) | Preview

Abstract

Metode estimasi Latent Heat Flux (XE) dari radiative Bowen Ratio sangat bagus untuk menghitung evapotranspirasi dari data satelit Landsat. Latent Heat Flux adalah energi untuk evaporasi dan transpirasi. Monitoring Evapotranspirasi potensial mempunyai implikasi penting pada model iklim regional dan global, sebagaimana dalam pengetahuan tentang siklus hidrologi dan perkiraan perubahan lingkungan yang mempengaruhi hutan dan ekosistem pertanian. Estimasi evapotranspirasi dari temperatur infrared bisa dihitung sebagai komponen residu dari kesetimbangan energi permukaan. Pada penelitian ini dikemukakan hasil perhitungan latent heat flux dan evapotranspirasi potensial pada skala regional di Balikpapan, yang dibandingkan dengan penutup lahannya. Pada tahun 1998 wilayah Balikpapan didominasi lahan perkebunan (58,3% atau 29171 ha), kemudian lahan terbuka (22% atau 11012 ha), Pemukiman (11,2% atau 5581 ha), Tubuh air (6,6% atau 3311 ha), Industri (1% atau 515 ha), dan sawah (0,9% atau 431 ha). Tahun 2005 wilayah Balikpapan masih didominasi lahan perkebunan (63,8%), kemudian Pemukiman (16,7%), Lahan terbuka (9,2%), tubuh air (6,8%), Industri (2 %) dan sawah (1,4%). Hasil estimasi menunjukkan bahwa Latent heat flux rata-rata yang tertinggi ada pada jenis penutup lahan tubuh air yaitu 200 W/m2, kemudian man (161.5 W/m2), sawah (163 W/m2), perkebunan (127 W/m2), industri (38 W/m2), pemukiman (30.5 hn2), dan terakhir pada lahan terbuka (26,5 W/m2). nilai evapotranspirasi tertinggi ada pada lahan tubuh air dengan rata-rata 6,25 mm, kemudian awan dan sawah 5,6 mm, perkebunan 4,7 mm, pemukiman dan lahan terbuka 1,2 mm, dan terkecil ada pada lahan industri 1,1 mm.. Apabila distribusi evapotranspirasi dibandingkan dengan pola sebaran latent heat flux terlihat ada kemiripannya, yaitu bahwa apabila nilai latent heat flux tinggi maka akan tinggi pula nilai evapotranspirasinya, demikian juga sebaliknya apabila latent heat flux rendah maka evapotranspirasinya akan rendah juga.

Item Type: Book Section
Additional Information: Publikasi ilmiah LAPAN
Uncontrolled Keywords: Latent heat flux, Bowen ratio, Evapotranspirasi potensial, satelit Landsat.
Subjects: Taksonomi LAPAN > Sains Antariksa dan Atmosfer > Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan > Sains Teknologi Atmosfer > Teknologi Pengamatan Atmosfer
Divisions: LAPAN > Deputi Sains Antariksa Dan Atmosfer > Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Depositing User: - Dina -
Date Deposited: 23 Dec 2022 08:14
Last Modified: 23 Dec 2022 08:14
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/13952

Actions (login required)

View Item
View Item