Karakteristik curah hujan di Bali bagian tenggara dan potensi pemanfaatannya

Curah hujan di Denpasar atau Bali bagian tenggara mempunyai pola monsunal untuk data bulanan dengan bulan terbasah pertama adalah Januari, bulan basah kedua adalah Februari serta bulan terkering adalah Agustus. Pola seperti itu ditentukan dengan menggunakan data curah hujan observasi bulanan selama 30 tahun (1975-2004) di Denpasar yang diperoleh dari BMKG. Untuk data 3 jam, curah hujan. di Denpasar atau Bali bagian tenggara mempunyai pola campuran late afternoon dan late night. Pola seperti di atas menunjukkan bahwa perubahan arah angin /monsun menjadi faktor utama yang mempengaruhi curah hujan bulanan, sedangkan kontras suhu permukaan di siang hari dan kontras suhu antara daratan Denpasar atau Bali bagian tenggara dan laut sekitarnya merupakan faktor utama yang mempengaruhi curah hujan setiap 3 jam. Data curah hujan setiap 3 jam selama 4 tahun (2009 - 2012) diunduh dari www.ogimet.com. Pemanfaatan karakter curah hujan untuk kepariwisataan dapat dilakukan dengan cara menyusun jadwal kegiatan wisata per 3jam sesuai dengan pola curah hujan. Kegiatan wisata di ruang terbuka sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum jam 12.00 WITA dan dilanjutkan sore hari setelah jam 15.00 WITA untuk bulan-bulan basah (Januari sampai Maret, November dan Desember), karena umumnya curah hujan tertinggi dicapai siang sampai sore hari. Untuk bulan-bulan kering (April sampai Oktober), wisata outdoor bisa dilakukan sepanjang hari, karena kemungkinan terjadi hujan dan intensitasnya rendah. Pemanfaatan pola, intensitas dan waktu kejadian hujan di Denpasar seperti diuraikan dalam makalah ini memberi nilai tambah bagi sektor wisata. Kearifan lokal dan hasil penelitian seharusnya digabung untuk menentukan waktu paling tepat untuk menggelar pertunjukkan di tempat terbuka.