Sintar Nababan (2020) Model komunikasi Humas dalam literasi media sosial (studi kasus Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika). Jurnal Ilmiah Manajemen Informasi dan Komunikasi, 4 (1): 1. pp. 1-15. ISSN p-ISSN 2614-1272, e-ISSN 2720-9857
4_1_2020_1-15_2614-1272-1.pdf
Download (315kB) | Preview
Abstract
Keterbukaan informasi dan komunikasi merupakan upaya untuk mewujudkan masyarakat informasi. Munculnya informasi hoaks melalui media sosial menjadi suatu masalah karena rendahnya tingkat literasi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model komunikasi humas dalam literasi media hoaks. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengambilan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model komunikasi yang digunakan Kementerian Kominfo untuk literasi media menggunakan empat model Grunig yaitu model press agentry (keagenan pers atau model propaganda), public information model (model informasi publik), twoway asymmetrical model (model asimetris dua arah), dan two way symmetrical model (model simetris dua arah). Komunikasi satu arah dengan teknik persuasi. Model dua arah adanya negosiasi untuk meningkatkan pemahaman bersama dan rasa saling menghormati serta bertindak sebagai fasilitator komunikasi dalam pelayanan informasi, memberikan tanggapan (respons), memberikan solusi, serta melakukan tindakan untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan informasi hoaks baik itu berupa aduan masyarakat maupun temuan di lapangan.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hoax, press agentry model, public information model, two-way asymmetrical model, two-way symmetrical model |
Subjects: | Communication |
Depositing User: | - siti Elly |
Date Deposited: | 28 Nov 2022 04:15 |
Last Modified: | 28 Nov 2022 04:15 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/13409 |