Penentuan prekursor gempa bumi menggunakan data geomagnet

Anomali sinyal ULF pada variasi medan geomagnet adalah merupakan salah satu fenomena yang diyakini kebenarannya dalam studi electromagnet yang berhubungan dengan kejadian gempa bumi, seperti terjadinya emisi dari kerak bumi yang berasal dari sumber gempa. Dari studi terdahulu telah banyak ditemukan pertanda anomali sinyal ULF sebelum kejadian gempa bumi berskala besar. Untuk membuktikan kebenaran fenomena tersebut dan untuk menjelaskan hubungan antara fenomena electromagnet dan mekanisme fisis yang mungkin terkait, telah dilakukan analisis data geomagnet di Kototabang dan Biak yang berhubungan dengan kejadian gempa Sumatra. Studi kasus dilakukan untuk mengamati anomali sinyal ULF yang berhubungan dengan gempa Aceh yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 (magnitude Mw=9.0 dan kedalaman = 30 km, dari katalog USGS) dan gempa Nias yang terjadi pada tanggal 28 Maret 2005 (magnitude Mw=8.7 dan kedalaman = 30km). dalam menentukan anomali sinyal ULF digunakan tiga metode, yaitu metode polarisasi, metode fungsi transfer berbasis transformasi wavelet dan metode fraktal. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa anomali yang ditentukan dengan menggunakan metode polarisasi dan fungsi transfer menunjukkan variasi amplitude yang sama. Variasi tersebut teramati di Kototabang beberapa minggu sebelum kejadian gempa berskala besar dengan M=6.5, sedangkan data di Biak tidak terlihat adanya pembahan. Hal ini menunjukkan bahwa anomali yang teramati tersebut merupakan sinyal yang diduga berhubungan dengan fase awal terjadinya gempa di Aceh dan Nias. Sedangkan hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode fraktal menunjukkan terjadinya penurunan dimensi fractal beberapa minggu sebelum kejadian gempa besar tersebut. Hal ini merupakan indikasi dari fase awal terjadinya peningkatan aktivitas seismic yang kemungkinan terkait dengan variasi geomagnet yang diakibatkan oleh aktivitas lokal yang berasal dari litosfer yang dipicu oleh kejadian gempa bumi di Aceh dan Nias.