Penggunaan metode statistik <i>downscaling</i> dalam menganalisis variasi curah hujan berbasis <i>Global Circulation Model</i> (GCM)

Telah digunakan metode <i>Statistical Downscaling</i> (SD) dalam menganalisis variasi curah hujan hasil luaran <i>Global Circulation Model</i> (GCM) yaitu GCM CSIRO (Mk 3.0) dan CGCM3.1 (T47). Wilayah kajian di Aceh, (tipe hujan monsun), Solok (tipe hujan ekuatorial) dan Ambon (tipe hujan lokal), pada periode 1900-2000. Berbagai metode SD digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan luaran dengan akurasi tinggi, diantaranya regresi komponen utama (RKU/PCR), jaringan syaraf tiruan (JST/ANN), dan regresi splines adaptif berganda (RSAWMAR.S). Berdasarkan hasil validasi model, metode RSAB mempunyai tingkat akurasi yang relatif stabil tinggi diberbagai wilayah kajian. Berdasarkan nilai RMSE <i>(Root Mean Square Error)</i> korelasi antara observasi dan basil dugaan model bahwa metode RSAB dan PCR mempunyai <i>performance</i> yang lebih baik jika dibandingkan dengan jaringan syaraf tiruan (1ST). Dengan menggunakan ketiga metode diatas untuk model CGCM maupun CSIRO diperoleh korelasi yang kecil (negatip) seperti Solok. Hasil ini menunjukkan bahwa curah hujan wilayah tersebut lebih didominasi faktor <i>local forcing</i>, seperti topografi dan variasi tataguna lahan. Demikian juga terdapat wilayah dimana ketiga metode mempunyai basil yang relatif baik yaitu Ambon karena pengaruh lokal. Dapat disimpulkan bahwa metode PCR dan RSAB mempunyai <i>performance</i> hampir sama pada hasil dugaan terutama untuk wilayah dengan curah hujan tipe monsun dan lokasi wilayahnya datar seperti Aceh.