Perosot emisi dan konsentrasi metana (CH4)

Pada tulisan ini diulas curah hujan sebagai perosot baik emisi maupun konsentrasi CH4 dan bakteri metanotrof sebagai perosot emisi CH4. Curah hujan atau hujan menurunkan emisi CH4 melalui empat cara. Pertama yaitu butir air hujan dengan energi kinetiknya dapat mendifusikan gas oksigen dari atmosfer ke badan air. Kedua, butir air hujan yang juga mengandung oksigen terlarut akan mengubah kondisi badan air dari anaerob menjadi aerob (mengandung oksigen). Keduanya, baik gas oksigen yang berdifusi ke badan air bersama air hujan yang jatuh dan oksigen terlarut (dissolved oxygen) dalam air hujan akan menurunkan emisi CH4. Emisi CH4 dihasilkan pada badan air yang anaerob (tidak mengandung oksigen). Cara ketiga adalah suhu air hujan yang lebih rendah daripada suhu air di badan air. Suhu optimum untuk pembentukan CH4 adalah berkisar 30-40°C. Suhu air hujan adalah lebih rendah dari 30°C. Suhu air hujan yang lebih rendah juga membawa kandungan oksigen terlarut yang lebih tinggi. Suhu berbanding terbalik dengan konsentrasi oksigen terlarut. Keempat, air hujan menurunkan emisi CH4 dari pH air hujan. Hujan asam yang memiliki pH di bawah 5,6 tidak cocok untuk pertumbuhan bakteri metanogen sebagai penghasil CH4 yang dapat hidup pada badan air tergenang dengan kisaran pH 6-8. Hujan dapat menjadi perosot konsentrasi CH4 dengan mengoksidasi CH4 di atmosfer yang bereaksi dengan gugus hidroksil (OH-). Bakteri metanotrof menjadi perosot emisi CH4 dengan cara mengoksidasi CH4 yang dihasilkan oleh bakteri metanogen di dalam tanah atau badan air, sebelum CH4 dilepaskan ke atmosfer.