Pengaruh pemberian hijauan lamtoro terhadap daya cerna sapi P.O dan kelinci

Editha, S.J and Wahyuni, S. and Komara, W. (1985) Pengaruh pemberian hijauan lamtoro terhadap daya cerna sapi P.O dan kelinci. Majalah BPPT (VIII). pp. 15-23. ISSN 0216-6569

[thumbnail of Jurnal_Editha_BPPT_1985.pdf]
Preview
Text
Jurnal_Editha_BPPT_1985.pdf - Published Version

Download (566kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) percobaan. Pengamatan daya cerna untuk Percobaan I dilakukan pada 30 ekor sapi jantan peranakan Ongole berumur 14-18 bulan dengan bobot badan ± 222 kg. Ketiga puluh sapi tersebut dibagi dalam 5 ketompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor sapi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang dicobakan adalah: A. 100% rumput lapangan; B.80% rumput + 20% lamtoro; C.60% rumput + 40% lamtoro; D.40% rumput + 60% lamtoro dan E. 100% lamtoro. Ransum A dan E diberikan secara ad lib., sedangkan ransum B, C dan D diberikan secara semi terbatas. Ransum diberikan selama 26 minggu pada pengamatan pertumbuhan dan 14 hari pada akhir pengamatan yang digunakan untuk pengamatan metabolisme. Pengamatan daya cerna untuk Percobaan II diiakukan terhadap 24 ekor kelinci jantan lokal berumur 2 bulan dengan bobot badan awal 680-920 g. Keduapuluh empat kelinci tersebut dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dan 6 ekor. Empat perlakuan yang dicobakan adalah: A. 100% daun kangkung; B.80% kangkung + 20% lamtoro; C.60% kangkung + 40% lamtoro; D.40% kangkung + 60% lamtoro. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak terpisah. Daya cerna bahan kering pada sapi yang diberi 100 persen iamtoro (51,3%) nyata lebih tinggi dari pada sapi yang menerima ransum campuran ataupun rumput lapangan saja. Daya cerna protein pada sapi yang memperoleh 100% lamtoro (61,9%) nyata lebih tinggi, daripada keempat ransum lainnya, sedangkan ransum 100% rumput lapangan mempunya, nilai daya cerna protein yang terendah (53,0%). Daya cerna energi tidak berbeda pada sapi yang memperoleh kelima ransum tersebut, yaitu 45,6%, 48,1%, 47,3%, 43,7% dan 50,4% berturut turut. Neraca nitrogen pada sapi yang memperoleh 100% lamtoro (53,9%) nyata lebih tinggi daripada ransum yang lain, sedangkan ransum 100% rumput lapangan mempunyai niiai neraca nitrogen yang terendah (13,6%). Daya cerna bahan kering pada keiinci yang menerima ransum 0% dan 60% lamtoro (80,46% dan 79,85%) nyata lebih tinggi daripada ransum 20% dan 40% lamtoro (77,61% dan 68,65%). Daya cerna protein nyata lebih tinggi pada yang mempero/eh ransum 0% dan 60% lamtoro (80,03% dan 79,96%) dibandingkan dengan yang memperoleh ransum 20% dan 40% lamtoro. Daya cerna bahan organik dan lemak pada keiinci yang memperoleh ransum 0% dan 60% lamtoro (79,20%; 44,06% dan 79,17%; 44,88%) juga nyata lebih tinggi daripada yang memperoleh ransum 20% dan 40% lamtoro.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Pakan hijauan, Lamtoro, Sapi, Kelinci, Ruminansia
Subjects: Agriculture & Food > Animal Husbandry & Veterinary Medicine
Depositing User: - Lisda -
Date Deposited: 01 Nov 2022 07:11
Last Modified: 01 Nov 2022 07:11
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/12510

Actions (login required)

View Item
View Item