Methane emission factors for enteric fermentation in beef cattle using IPCC tier-2 method in Indonesia

Gas metana dari enterik fermentasi termasuk ke dalam sub-kategori yang menjadi perhatian di sektor pertanian oleh UNFCCC. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengembangkan faktor emisi (FE) untuk gas metana enterik dengan menggunakan metode Tier-2 sebagai FE spesifik negara. Populasi sapi potong merupakan populasi terbesar diantara ternak ruminansia besar lainnya. Sehingga memberikan kontribusi gas metana enterik yang cukup signifikan diantara ternak lainnya. Tujuan dari kegiatan adalah untuk menentukan nilai FE metana enterik dari sapi potong dengan menggunakan metode Tier-2. Nilai FE ini selanjutnya digunakan untuk menghitung emisi metana enterik dari sapi potong di Indonesia. Data populasi sapi diambil dari BPS, data kandungan energi pakan, konsumi dan kecernaan pakan dikompilasi dari hasil analisa laboratorium dan data yang sudah dipublikasi. Sapi lokal mempunyai nilai FE yang berbeda diantara sub-kategori lainnya dan berkisar dari 18,18 sampai 55,89 Kg CH4/ekor/tahun, dengan rata-rata 36,75 Kg/ekor/tahun. Nilai FE untuk sapi impor (25,49 kg CH4/ekor/tahun) lebih rendah daripada rata-rata sapi lokal. Secara keseluruhan, nilai FE nasional untuk sapi potong yang dihitung dengan metode Tier2 adalah 33,14 kg CH4/ekor/tahun lebih rendah dari default FE yang terdapat dalam buku IPCC 2006 untuk wilayah Asia (47 kg CH4/ekor/tahun). Kesimpulannya adalah bahwa nilai FE yang dihitung menggunakan metoda Tier-2 dengan menggunakan data lokal Indonesia lebih mendekati kondisi peternakan yang sebenarnya di Indonesia. Penelitian kedepan masih diperlukan terkait penentuan nilai FE untuk setiap bangsa sapi potong dan setiap system pemeliharaan yang sangat bervariasi diantara provinsi di Indonesia.