Analisa Bit Error Rate (BER) pada Penggunaan Modulasi Digital PSK dan QAM untuk Sistem Komunikasi Satelit UAV

Potensi perkembangan teknologi UAV di Indonesia saat ini sudah mulai tumbuh dengan baik, yang mulai dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Pusat teknologi penerbangan LAPAN sebagai Litbangjirap pemerintah juga telah mengembangkan berbagai varian dari UAV yang dinamai LSU (LAPAN Surveillance UAV). Bersama dengan beberapa lembaga pemerintahan lain, saat ini sedang dilakukan pula pengerjaan pembuatan UAV kelas MALE dengan nama Elang Hitam. Misi yang diemban oleh UAV baik itu MALE atau yang lainnya adalah pemantauan (surveillance). Dalam melakukan misinya, sistem sangat dipengaruhi oleh jarak jangkau dari modul komunikasi yang terpasang pada wahana. Semakin luas wilayah yang akan dipantau akan memerlukan sistem komunikasi yang memiliki jangkauan yang jauh juga. Salah satu solusi yang dapat diberikan untuk menyelesaikan hal tersebut adalah menggunakan sistem komunikasi satelit. Modulasi digital yang digunakan untuk simulasi ini adalah modulasi M-PSK (QPSK) dan M-QAM (4QAM, 16QAM). Penelitian tentang BER Performance dengan modulasi QPSK dan QAM banyak dilakukan salah satunya pada aplikasi STBC MIMO yang menyatakan banyaknya antena pada transmitter dan receiver yang digunakan akan menurunkan nilai BER pada kedua tipe modulasi tersebut[6] . Pemilihan modulasi yang akan disimulasikan diseusaikan dengan penggunaan modem perangkat satelit komunikasi[4,5]. Salah satu satelit komunikasi di Indonesia Telkom 1 misalnya juga support untuk teknik modulasi digital ini yaitu QPSK, 8PSK dan 16 QAM[7]. Dari ketiga modulasi yang digunakan pada simulasi ini akan diketahui performansi Probabilitas bit error atau BER (Bit Error Rate) nya terhadap SNR yang dibutuhkan dalam mendesain sistem komunikasi satelit Nilai-nilai ini akan menjadi masukan pada perhitungan link budget desain satelit komunikasi khususnya untuk komunikasi long range UAV.