Analisis Kualitas Udara dan Hubungannya dengan Disposisi Basah di Semarang

Kualitas udara seperti NH3, NO2, SO2, 03 dan aerosol (partikel) yang memburuk akan berakibat pada terjadinya hujan asam, terganggunya kesehatan, pemanasan global dan perubahan iklim pada periode panjang. Maka perlu dilakukan pemantauan dan menganalisis asal sumber gas-gas polutan dan partikel tersebut. Passive sampler untuk gas-gas NO2, NH3, 03 dan SO2 dan Gent Stacked Filter Unit (SFU) digunakan untuk muatan partikel udara dan dianalisis untuk PM2.5, mi., Black Carbon (BC) dan komposisi partikel di Pusat Kota Semarang. Kajian penelitian untuk mengetahui sumber polutan di Semarang dengan menggunakan trayektori massa udara dari model HYSPLIT. Hasil memperlihatkan bahwa kualitas udara di Semarang masih di bawah baku mutu udara ambien. Nilai konsentrasi rata-rata dari polutan berurutan dari tinggi ke rendah adalah NH3 (471,16)>NO2 (114,68)>03 (42,17)>S02 (22,88) dalam pg/m3. Gas dari transportasi dan kandungan partikel dari lout dan gunung berdampak pada komposisi kimia air hujan. Sumber polutan dari utara mempengaruhi kualitas udara di kota Semarang dalam 24 jam seperti pada malam hari pada bulan Agustus 2015. Prosentase BC dalam PM2.5 paling tinggi yaitu 6,08% berasal dari sumber pembakaran bahan bakar minyak dari timur. Pada siang hari polutan dipindahkan dalam 24 jam oleh massa udara dari tenggara atau laut Hindia sampai berakhir di Semarang.