Lilik S. Supriatin (2016) Estimasi lokasi Sumber Pencemar Udara Jarak jauh di Kota Bandung. In: Sains dan Teknologi Atmosfer Benua Maritim Indonesia. CV.Media Akselerasi, Bandung, pp. 49-61. ISBN 978-602-6465-04-7
Buku-Lilik S. Supriatin-PSTA-2016.pdf
Download (2MB) | Preview
Abstract
Polutan udara jarak jauh berupa debu yang berukuran kurang dari 2,5 mikron berbahaya bagi visibilitas atmosfer dan kesehatan. Untuk Bandung sendiri karena terletak pada cekungan topografi, polutan udara yang masuk akan sulit untuk bergerak dan berdiam (stagnan) sehingga terjadi akumulasi polutan yang cukup tinggi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis polutan udara jarak jauh dan lokasi asal sumber pencemar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah ukuran pemusatan dan running model Hysplitt. Hasil menunjukkan bahwa di Kota Bandung memang telah mendapat pencemar udara jarak jauh yang berasal dari Laut Cina Selatan berupa partikel yang mengandung unsur klorida (C1) sebesar 310 ng/cm2 (9 kali lebih besar daripada pengaruh lokal), daratan China' berupa partikel yang mengandung kalsium (269,87 ng/cm2) atau 5 kali daripada pengaruh lokal dan magnesium (88,19 ng/cm2) atau 2 kali dari pengaruh lokal, dan benua Australia berupa partikel mengandung belerang sebesar 3108 ng/cm2 (2 kali daripada pengaruh lokal).
Item Type: | Book Section |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hysplitt, transboundary, Bandung, 2,5 mikron |
Subjects: | Taksonomi LAPAN > Sains Antariksa dan Atmosfer > Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan > Sains Teknologi Atmosfer > Lingkungan Atmosfer |
Divisions: | LAPAN > Deputi Sains Antariksa Dan Atmosfer > Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer |
Depositing User: | Administrator Repository |
Date Deposited: | 16 Jun 2021 06:43 |
Last Modified: | 18 Jul 2022 07:44 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/11302 |