Pengembangan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Rumpin untuk Penerimaan Data Satelit Landsat7/ 8 (LDCM) dan TERRA/AQUA (MODIS) secara Fully Remote dan Nearly Otomasi

Hidayat Gunawan and Wismu Sinarmodo and Ali Syahputra Nasution and Andy Indradjad and Ayom Widipaminto (2016) Pengembangan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Rumpin untuk Penerimaan Data Satelit Landsat7/ 8 (LDCM) dan TERRA/AQUA (MODIS) secara Fully Remote dan Nearly Otomasi. Proceedings The 2nd International Conference of Indonesian Society for Remote Sensing 2016, 47. pp. 521-535.

[thumbnail of Prosiding_Hidayat Gunawan dkk_Pustekdata_2016.pdf]
Preview
Text
Prosiding_Hidayat Gunawan dkk_Pustekdata_2016.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Dalam rangka menjaga kontinuitas data satelit penginderaan jauh untuk mendukung Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN), LAPAN dalam hal ini kedeputian penginderaan jauh perlu membangun infrastruktur yang mampu menerima, merekam, dan mengolah data satelit penginderaan jauh sumber daya alam dan lingkungan cuaca yang mencakup wilayah Indonesia. Seperti sudah dibangun dan dikembangkan di stasiun bumi parepare, yang saat ini sudah beroperasi untuk penerimaan data penginderaan jauh satelit Spot 5/6, Landsat-7/8 (LDCM), Terra/Aqua dan NPP. Akantetapi dengan bertumpu pada stasiun bumi parepare, akan terjadi beberapa kendala dalam operasi penerimaan data penginderaan jauh, diantaranya cakupan penerimaan data, konflik jadwal akusisi dan resiko kerusakan antena. Untuk itu perlu dibangun stasiun bumi penerima data penginderaan jauh yang bisa mengantisipasi kendala yang terjadi, dan bisa sebagai alternatif sbg backup, redundansi dan compliment dari stasiun bumi parepare. Upgrading stasiun bumi penginderaan jauh di Rumpin dibangun pada posisi 106.6313 BT, 6.3728 LS, 219 ft, dengan ketinggian antena 15m dan free spekle noise pada elevasi 5 derajat. Meliputi Subsistem antena menggunakan antena X Band dgn diametrer 5.4m dan G/T 30 dB, subsistem pedestal dengan 2 sumbu (X,Y), subsistem kontrol dengan program dan autotrack, subsistem RF menggunakan Feeder/LNA dengan spektrum frekwensi 8.0 – 8.5GHz dan downconverter 720 MHz, serta subsistem penerima menggunakan programable demodulator multimisi. Dalam pengembangannya stasiun bumi penginderaan jauh Rumpin menggunakan metode fully remote dan nearly otomasi, baik pada tahapan akusisi, pengolahan dan reporting. Sehingga tidak perlu ada operator di stasiun bumi, selanjutnya operasional lebih pada monitoring proses, pengelolaan data dan pelaporan. Dengan sistem stasiun bumi yg dibangun sudah bisa dilakukan penerimaan downlink signal dan pengolahan data satelit Landsat-8 (November 2014), Landsat-7 (Agustus 2015), Terra dan Aqua (Agustus 2015), sedangkan untuk penerimaan data satelit Landsat7/8 sudah mendapatkan sertifikasi USGS tahun 2014/2015. Dengan dilakukannya upgrading dan pengembangan stasiun bumi penerima data satelit Landsat-7/8, dan Terra/Aqua (Modis) di Rumpin, dalam operasionalnya bisa menjadi backup redudansi dan compliment stasiun bumi inderaja Parepare dalam rangka mendukung program Bank Data Penginderaan Jauh Nasional.

Item Type: Article
Additional Information: IOP Conference Series: Earth and Environmental Science Volume 47 ISBN 9781510835214
Uncontrolled Keywords: Stasiun bumi penginderaan jauh, backup redundansi dan compliment, Fully Remote dan Nearly otomasi, Landsat7, Landsat 8,Terra/Aqua
Subjects: Taksonomi LAPAN > Teknologi Penginderaan Jauh > Pengelolaan dan Pengembangan > Pengoperasian Stasiun Bumi
Divisions: LAPAN > Deputi Penginderaan Jauh > Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh
Depositing User: Administrator Repository
Date Deposited: 03 Oct 2021 10:54
Last Modified: 20 Jul 2022 02:35
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/11292

Actions (login required)

View Item
View Item