Validasi Hotspot Modis di Wilayah Sumatera dan Kalimantan Berdasarkan Data Penginderaan Jauh Spot-4 Tahun 2012

Any Zubaidah and Yenni Vetrita and M. Rokhis Khomarudin (2014) Validasi Hotspot Modis di Wilayah Sumatera dan Kalimantan Berdasarkan Data Penginderaan Jauh Spot-4 Tahun 2012. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital, 11 (1). pp. 1-14. ISSN 1412-8098

[thumbnail of Jurnal_Any Zuaidah_Pusfatja_2014.pdf]
Preview
Text
Jurnal_Any Zuaidah_Pusfatja_2014.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Indikator kebakaran hutan dan lahan dapat ditunjukkan dengan adanya hotspot dan asap kebakaran. Saat ini informasi hotspot sebagai indikator kebakaran hutan/ lahan sudah digunakan dengan baik oleh masyarakat, namun masih diragukan akurasi dari informasi tersebut. Oleh karena itu informasi tentang hotspot yang tervalidasi sangat dibutuhkan dalam upaya penanggulangan kebakaran hutan/lahan secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji akurasi titik hotspot dari beberapa sumber data, yaitu IndoFire Map Service (Indofire) dan Fire Information for Resource Management System (FIRMS). Validasi dilakukan dengan membandingkan data hotspot dengan kenampakan citra yang resolusinya lebih tinggi, yaitu SPOT-4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase hasil akurasi hostpot FIRMS sebesar 64% dengan tingkat Commision error dan Ommision error masing-masing 18%. Sedangkan persentase hasil akurasi hostpot Indofire ditemukan sebesar 42% dengan tingkat Commision error 20% dan Ommision error 38%. Analisis lebih lanjut di lahan gambut, telah diperoleh nilai akurasi hotspot Firms sebesar 66% dengan commision error 19% dan ommision error 15%, sedangkan hotspot Indofire ditemukan sebesar 46% dengan commision error 19% dan ommision error sekitar 35%. Nilai akurasi hotspot yang bersumber dari FIRMS lebih tinggi dibandingkan dengan hotspot Indofire. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan semua tingkat kepercayaan hotspot (confidence level) mulai dari 5 hingga 100% yang berbeda dengan Indofire (confidence level>80%). Tingginya nilai ommision error disebabkan oleh kabut asap tebal dan awan yang tidak bisa dideteksi oleh algoritma MODIS. Disamping itu, tingginya nilai ommision error disebabkan oleh kebakaran asap kecil yang dideteksi di SPOT-4 dan juga kebakaran yang baru terjadi yang ditandai oleh asap yang belum menyebar luas, namun hotspot tidak terpantau oleh satelit. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan semua confidence level hotspot perlu dipertimbangkan untuk digunakan khususnya pada lahan gambut dibandingkan hanya menggunakan yang lebih besar dari 80% saja

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Hotspot, MODIS, Confidence level, Indofire, FIRMS-NASA, Penginderaan jauh
Subjects: Taksonomi LAPAN > Teknologi Penginderaan Jauh > Pemanfaatan Data dan Diseminasi Informasi
Divisions: LAPAN > Deputi Penginderaan Jauh > Pusat Pemanfaatan Penginderaan jauh
Depositing User: Administrator Repository
Date Deposited: 19 Jul 2021 06:59
Last Modified: 20 Jul 2022 09:02
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/10860

Actions (login required)

View Item
View Item