Pembentukan Curah Hujan Monsun Ekuatorial di Wilayah Indonesia: Studi Kasus di Pulau Jawa

Tujuan kajian ini adalah untuk menganalisis pembentukan dan karakteristik curah hujan monsun ekuatorial. Tipe curah hujan monsun ekuatorial di atas Indonesia yaitu curah hujan konveksional dan orografik. Presipitasi konveksional karena terbentuk oleh anus udara keatas yang cepat, sering mencapai paras yang tinggi di atmosfer, sehingga adakalanya presipitasi dalam bentuk padat batu es. Pada daerah monsun, distribusi curah hujan orografik dapat berubah secara nyata ketika lereng di atas angin suatu pegunungan menjadi lereng di bawah angin. Curah hujan diukur dengan bantuan penakar hujan otomatis (pencatat) dari stasiun hujan. Awan monsun ekuatorial dapat dinyatakan sebagai awan panas yaitu awan yang mempunyai temperatur lebih besar -10 °C. Pembentukan tetes-tetes hujan didominasi oleh tumbukan dan penggabungan butiran-butiran awan. Akan tetapi, proses pembentukan presipitasi awan dingin dapat terjadi dalam puncak dingin setiap awan ekuatorial yang sangat tebal. Disini, proses kristal es yang mendominasi. Hasi1 dan kesimpulan menunjukkan bahwa: i) Curah hujan konveksional pada umumnya terjadi setelah insolasi maksimum. Efek orografik dalam daerah monsun meningkatkan jumlah curah hujan pada lereng di atas angin. Kata kunci: Curah hujan, Konveksional, Orografis