PROFIL HORMON PROGESTERON PADA SAPI POTONG LOKAL PASCA SINKRONISASI ESTRUS MENGGUNAKAN PGF2α

Priyoatmojo, Dadang and Tjiptosumirat, Totti and Lelananingtyas, Nuniek and Tuasikal, Boky Jeane (2012) PROFIL HORMON PROGESTERON PADA SAPI POTONG LOKAL PASCA SINKRONISASI ESTRUS MENGGUNAKAN PGF2α. In: Prosiding Seminar dan Pameran Teknologi Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi.

[thumbnail of 00_Cover.JPG]
Preview
Image
00_Cover.JPG

Download (52kB) | Preview
[thumbnail of 00_DAFTAR ISI.pdf]
Preview
Text
00_DAFTAR ISI.pdf

Download (241kB) | Preview
[thumbnail of 19 Dadang.pdf]
Preview
Text
19 Dadang.pdf

Download (240kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil
onsentrasi hormon progesteron (P4) dalam plasma dari satu siklus estrus. Sejumlah 3 ekor sapi potong lokal betina peranakan ongole dengan kriteria tidak bunting, umur 2-3 tahun, sehat dan mempunyai siklus reproduksi baik digunakan dalam percobaan ini. Setiap hewan disinkronisasi dengan 2 ml Prostaglandin F2α (PGF2α) secara intrauterine (i.u.) dengan menggunakan uterine
catheter. Sampel darah diambil setiap hari selama satu siklus untuk mengetahui kadar hormon progesterone yang dianalisis dengan menggunakan kit radioimmunoassay (RIA)
Progesteron. Hasil analisis konsentrasi P4 pada sapi-1 menunjukkan ovulasi terjadi 2 hari setelah sinkronisasi yang ditunjukkan dengan rendahnya konsentrasi progesteron dalam darah. Puncak konsentrasi Progesteron terdeteksi pada hari ke-12 diikuti penurunan kembali konsentrasi progesteron dihari ke-21 (memasuki fase estrus ke-2 berikutnya). Ovulasi pada sapi-2 terjadi 4 hari pasca sinkronisasi yang ditunjukkan dengan rendahnya
kadar P4 dalam darah dan puncak konsentrasi P4 terjadi dihari ke-16 yang kemudian turun pada level terendah pada hari ke-24. Ovulasi pada sapi-3, yang ditandai dengan
rendahnya konsentrasi progesteron pada hari ke-8 dan puncak konsentrasi progesteron yang terdeteksi pada hari ke-23. Pengukuran konsentrasi progesteron menunjukkan
bahwa birahi pada ternak tidak selalu terjadi langsung pasca sinkronisasi. Selain itu pengaruh sinkronisasi terhadap munculnya birahi terlihat berbeda bagi tiap individu dari ke-3 sapi tersebut. Keadaan ini juga menunjukkan bahwa pemanfaatan teknik RIA Progesteron dapat mengoptimalkan akurasi saat yang tepat untuk pelaksanaan inseminasi
buatan (IB).

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects: Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi
Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Pemanfaatan Isotop dan Radiasi > Bidang Peternakan
Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Pemanfaatan Isotop dan Radiasi
Divisions: BATAN > Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
IPTEK > BATAN > Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
Depositing User: Administrator Repository
Date Deposited: 04 Dec 2018 15:34
Last Modified: 31 May 2022 09:21
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/7933

Actions (login required)

View Item
View Item