DOSIS IRADIASI OPTIMUM PADA PENGAWETAN SIMPLISIA KULIT BATANG MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) SEBAGAI ANTIKANKER
DOI: http://dx.doi.org/10.17146/jair.2010.6.1.507
Sari
radiasi yang optimum untuk pengawetan dan sekaligus tidak menyebabkan kerusakan pada senyawa anti kanker dalam simplisia kulit batang mahkota dewa. Simplisia kulit batang mahkota dewa diiradiasi dengan 60Co pada beberapa variasi
dosis 0; 5; 7,5 ; 10; 15; dan 20 kGy dengan laju dosis 10 kGy/jam. Simplisia yang telah diiradiasi dan kontrol masing-masing dimaserasi secara bertingkat menggunakan n-heksan dan etil asetat, kemudian ekstrak etil asetat difraksinasi baik yang diiradiasi maupun kontrol, dilanjutkan dengan fraksinasi terhadap ekstrak etil asetat menggunakan kolom kromatografi sehingga diperoleh masing-masing 8 fraksi. Uji cemaran mikroba terhadap simplisia kulit batang mahkota dewa yang telah diiradiasi dan kontrol menunjukkan bahwa iradiasi dosis ≥ 5 kGy pada simplisia
dapat menghambat pertumbuhan serta membunuh semua bakteri, kapang dan khamir yang ada. Uji aktivitas sitotoksik terhadap ekstrak etil asetat dari simplisia yang telah diiradiasi menunjukkan bahwa iradiasi sampai dengan 20 kGy dapat menurunkan aktivitas sitotoksik, meskipun nilai IC50 masih di bawah 50 μg/ml, yang
merupakan nilai batas aktivitas sitotoksik suatu ekstrak. Demikian juga halnya pada uji aktivitas sitotoksik terhadap fraksi 6 yang merupakan fraksi paling aktif dalam simplisia kulit batang mahkota dewa menunjukkan bahwa iradiasi terhadap simplisia sampai dengan dosis 20 kGy menurunkan aktivitas sitotoksik fraksi 6, namun nilai IC50 tersebut masih di bawah 20 μg/ml, yang merupakan batas aktivitas sitotoksik suatu fraksi. Analisis senyawa 2,4’—dihidroksi—4 metoksi benzofenon—2—O—β—D—
glukopiranosida menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dalam fraksi 6 dari sampel yang diiradiasi menunjukkan bahwa semua konsentrasi senyawa tersebut dalam sampel yang diiradiasi menurun secara signifikan dibandingkan kontrol. Penurunan konsentrasi senyawa 2,4’—dihidroksi—4 metoksi benzofenon—2—O—β—D—glukopiranosida tidak sebanding dengan penurunan nilai aktivitas sitotoksik dalam ekstrak etil asetat maupun dalam fraksi 6, karena itu senyawa tersebut tidak
dapat digunakan sebagai marka efek irradiasi terhadap penurunan aktivitas sitotoksik simplisia kulit batang mahkota dewa. Iradiasi pada dosis 5 sampai dengan 7,5 kGy merupakan pilihan terbaik untuk menurunkan angka cemaran bakteri dan kapang/khamir pada simplisia kulit batang mahkota dewa tanpa menurunkan
aktivitas sitotoksik. Dosis iradiasi sampai dengan 20 kGy masih dapat digunakan,karena sampai dengan dosis tersebut penurunan aktivitas sitotoksik belummelampaui batas suatu ekstrak dan fraksi dinyatakan tidak aktif.
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
___________________________________________________________________________________________
Terindeks oleh:
___________________________________________________________________________________________
Copyright:
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi (A Scientific Journal for the Applications of Isotopes and Radiation)
___________________________________________________________________________________________