Faktor-faktor risiko pasien epilepsi intraktabel pada anak

Muhammad Fitra, Ramadhan and Prastiya Indra, Gunawan and Muhammad Arifin, Parenrengi (2022) Faktor-faktor risiko pasien epilepsi intraktabel pada anak. MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, 4 (12): 11. pp. 3321-3334. ISSN 2655-2728

[thumbnail of Jurnal_Muhammad Fitra Ramadhan_Universitas Airlangga_2022.pdf]
Preview
Text
Jurnal_Muhammad Fitra Ramadhan_Universitas Airlangga_2022.pdf - Published Version

Download (412kB) | Preview

Abstract

Di seluruh dunia, sekitar 10,5 juta anak didiagnosis dengan epilepsi aktif, sebesar 25% dari populasi dunia dengan pengidap epilepsi. Diantara 1 dari 3 orang yang terdiagnosis epilepsi akan dapat berkembang menjadi epilepsi intraktabel, hal ini dapat diartikan bahwa pengobatan yang dilakukan selama 18 bulan secara teratur dan adekuat tidak menunjukkan penurunan frekuensi dan durasi kejang atau sudah mengonsumsi 2 obat anti epilepsi namun belum juga memberikan efek. Tujuan studi ini adalah untuk menganalisis faktor resiko yang dapat menyebabkan epilepsi intraktabel pada pasien anak. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional retrospektif dengan pendekatan systematic review, dimana semua data variable dikumpulkan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pengumpulan data penelitian ini dikumpulkan dari data penelitian sebelumnya dalam bentuk jurnal penelitian yang dikumpulkan dari database scholar.google.co.id, NCBI, dan science direct. Metode pencarian artikel menggunakan karakteristik PICO (Population, Intervention, Comparison, Outcome) yang lalu data berupa artikel yang telah terkumpul dikelola dengan menggunakan metode Preffered Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA). Berdasarkan 9 artikel yang telah dikaji, didapatkan bahwa tidak ada studi yang memasukkan faktor usia dalam sebagai faktor risiko epilepsi intraktabel. Odds ratio untuk masing�masing faktor risiko bervariasi, namun faktor risiko yang diteliti paling banyak pada studi yang diinklusi di penelitian ini adalah gangguan tumbuh kembang (8/9), MRI/CT Scan (6/9), dan status epileptikus (5/9). Dari hasil systematic review ini, faktor yang paling berpengaruh terhadap epilepsi intraktabel pada anak adalah gangguan tumbuh kembang dengan odds ratio tertinggi 37,1 yang didapatkan pada studi Wirell et al, dan status epileptikus dengan odds ratio 32,9 yang didapatkan pada studi Yildiz et al. Faktor jenis kelamin durasi waktu kejang, riwayat keluarga epilepsy, dan riwayat kejang demam tidak berpengaruh signifikan terhadap epilepsy intaktabel. Sebagai kesimpulan, dalam penelitian ini ditemukan faktor yang paling berpengaruh terhadap epilepsi intraktabel pada anak adalah gangguan tumbuh kembang dan status epileptikus.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Faktor risiko, Epilepsy intraktabel, Anak, Epilepsy, Intractable epilepsy, Risk factors
Subjects: Health Resources > Community & Population Characteristics
Health Resources > Environmental & Occupational Factors
Health Resources > Health Services
Medicine & Biology
Medicine & Biology > Clinical Medicine
Depositing User: - Rulina Rahmawati
Date Deposited: 02 Aug 2023 03:22
Last Modified: 02 Aug 2023 03:22
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/20319

Actions (login required)

View Item
View Item