Perubahan iklim dan perilaku kesehatan masyarakat: Kasus demam berdarah dengue (DBD) di kota Semarang

Pemahaman masyarakat tentang perubahan iklim masih sangat terbatas. Meskipun sebagian besar sudah pernah mendengar istilah tersebut melalui media elektronik maupun cetak, mereka tidak memahami dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Hampir tidak ada masyarakat yang mengaitkan peningkatan kasus DBD di wilayahnya pada akhir-akhir ini dengan fenomena perubahan iklim. Sebagian masyarakat sudah mengetahui cara-cara pencegahan dan pengobatan DBD. Namun, pengetahuan yang baik tidak selalu sejalan dengan perilaku. Hal ini antara lain karena adanya sikap kurang perduli masyarakat perkotaan dan terbatasanya air bersih. Mengingat kasus DBD terus meningkat, diperlukan partisipasi aktif dari semua pihak, baik sektor pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman mengenai dampak perubahan iklim dan perubahan pola penyakit serta meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih. Dengan pemahaman yang baik dan benar serta kebersihan lingkungan yang sesuai dengan standar ksehatan, diharapkan upaya pencegahan DBD dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Buku "Perubahan Iklim dan Perilaku Kesehatan Masyarakat: Kasus Demam Berdarah Dengue(DBD) di Kota Semarang" ini disusun berdasarkan studi pada tahun 2010 yang ditujukan untuk mengkaji pemahaman dan perilaku kesehatan masyarakat perkotaan serta mengidentifikasi kebijakan dan program terkait permasalahan DBD sebagai dampak tidak langsung perubahan iklim.