Kondisi fisik biologi Pesisir Moramo, Konawe Selatan Sulawesi Tenggara

Pemanfaatan wilayah pesisir untuk pengembangan budidaya perikanan perlu mengacu pada dayadukungnya, sehingga akan tercipta kawasan produktif dan stabil. Pesisir Moramo di Kabupaten Konawe Selatan telah dikembangkan diantaranya untuk budidaya perikanan. Kondisi pertambakan yang ada masih skala tradisiona. Perlu pemahaman aspek-aspek biofisiknya secara mendalam untuk pengembangan lebih lanjutnya. Informasi tersebut sangat penting untuk dapat menciptakan Kawasan yang lebih optimum pemanfaatannya, sementara kepentingan konservasi dapat diperhatikan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kondisi lingkungan Kawasan pesisir yang dapat menunjang pengembangan pemanfaatanya. Pengamatan dilakukan pada bulan Agustus 2004, di empat lokasi yaitu Lapuko, Bakutaru, Moramo dan Kuni-kuni, meliputi kualitas air, kualitas tanah dan komunitas mangrove. Kualitas air diukur pada Sungai Bakutaru dan Moramo, dan dievaluasi menggunakan kriteria baku mutu. Contoh tanah diidentifikasi tekstur, pH, serta bahan organiknya, dan sebagai pembanding digunakan tabel kelayakan teknologi budidaya. Pengamatan mangrove menggunakan metode transek garis dengan metode baku. Komunitas mangrove ditentukan dengan mengukur kerapatannya berdasar ukuran pohon, belta, dan semai. Hasil pengamatan menunjukkan kondisi kualitas air sungai masih layak, dan Sungai Moramo dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air tawar pertambakan. Berdasarkan kualitas tanah, lahan yang ada umunya memiliki kriteria kelayakan sedang. Sementara itu mangrovenya menunjukan komunitas yang telah matang namun sedang menghadapi kerusakan.