https://buero-paris.com/ https://sunmpo.com/ PEMANFAATAN TINGGALAN KOLONIAL DI PULAU NEIRA, KEPULAUAN BANDA, KABUPATEN MALUKU TENGAH SEBAGAI UPAYA PRESERVASI CAGAR BUDAYA | Surbakti | Forum Arkeologi

PEMANFAATAN TINGGALAN KOLONIAL DI PULAU NEIRA, KEPULAUAN BANDA, KABUPATEN MALUKU TENGAH SEBAGAI UPAYA PRESERVASI CAGAR BUDAYA

Karyamantha Surbakti

Abstract


This article written to explain about heritage preservation in Banda, especially how to made some management and utilization of cultural heritage in Banda Island. Banda actually is an important locality related to past civilization, where in this area there are many traces of colonial buildings that must be preserved in order to treat the historiographical pieces that exist in one of Indonesia regions. In the past, Neira Island was the center of trade and cultural activities for the various ethnic groups. This research aims to look at the various archaeological remains in Banda Neira and what kind of management form that use have been carried out by various stakeholders there. Are they use management and utilization based on significance value and conservation perspective. The methods applied in this research are surveys and interviews. The result showed that Neira which has aquite number of archaeological remains in the form of colonial buildings, has now changed its use to government offices, mini museums, and etc. The management of cultural heritage in Neira shows a situation where the function and use of colonial buildings has not been managed optimally. In other words, management that ignores significance value and not to tendention for conservation and preserved authentic value of archaeological remains, will ruined as cultural heritage meaning.

 

Artikel ini ditulis untuk melihat bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan warisan budaya yang ada di Pulau Banda. Pulau Banda sendiri menjadi lokalitas penting berkaitan dengan peradaban silam, dimana di wilayah ini banyak terdapat jejak tinggalan bangunan kolonial yang harus dipreservasi guna merawat kepingan historiografi yang ada di salah satu wilayah Indonesia. Pulau Neira di masa lalu menjadi pusat aktivitas perdagangan dan kultural dari berbagai suku bangsa yang pernah singgah di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan melihat pelbagai tinggalan arkeologis di Banda Neira dan menilik bentuk pemanfaatan dan pengelolaan yang sudah dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan di sana. Apakah pengelolaan dan pemanfaatan jejak tinggalan arkeologis disana sudah berbasis nilai penting dan berwawasan pelestarian. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah survei dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Neira yang memiliki cukup banyak tinggalan arkeologis berupa bangunan kolonial, kini penggunaanya telah beralih fungsi menjadi kantor pemerintahan, museum mini, dan sebagainya. Pengelolaan warisan budaya di Neira menunjukkan situasi dimana alih fungsi pemanfaatan bangunan kolonial, belum dikelola secara maksimal. Dengan kata lain pengelolaan yang tidak mengindahkan manajemen berbasis nilai penting dan bertendensi pelestarian akan mengakibatkan tergerusnya nilai otentik dari tinggalan-tinggalan arkeologis tersebut sebagai cikal bakal cagar budaya. Kata kunci: Nilai penting; pelestarian; warisan budaya; manajemen sumberdaya budaya.


Keywords


Nilai penting; pelestarian; warisan budaya; manajemen sumberdaya budaya

Full Text:

PDF

References


Ardika, I. G. (2012). Pariwisata Minat Khusus Berbasis Arkeologi. In Arkeologi Untuk Publik. IAAI.

Ashworth, G. J. (1997). Elements of Planning and Managing Heritage Sites. In Tourism and Heritage Management. Gadjah Mada University Press.Bond, S., & Worthing, D. (2016). Managing Built Heritage The Role of Cultural Values and Significance. John Wiley & Sons.

Fairclough, N. (2001). The Dialectics of Discourse. Textus, 14(2), 231–242.

Foucault. (1991). The Foucault Effect: Studies in governmentality. University of Chicago Press.

Hajer, M. A. (1996). Ecological Modernisation as Cultural Politics. In & B. W. S. Lash, B. Szerszynski (Ed.), Risk, Environment and Modernity: Towards a New Ecology (pp. 246–253). Sage Publications, Ltd.

Hanna, W. (1991). Indonesia Banda: Colonialism and its Aftermath in the Nutmeg Islands. Yayasan Warisan dan Budaya Banda.

Harisson. (2013). Heritage Critical Approaches. Routledge.

Harrison. (2008). The Politics of the Past: Conflict in the use of Heritage in The Modern World. In J. Graham, F. Jameson, J. & Scofield (Ed.), The Heritage Reader. Routledge.

Howard, P. (2003). Heritage Management, Interpretation, Identity. Continuum.

Mansyur, S. (2009). Kajian Awal Karateristik Museum Situs Banda Neira. Kapata Arkeologi, 5(8), 78–94.

Maslow, A. (1970). Motivation and Personality. Harper&Row Publisher.

Mason, R. (2008). Assessing Values in Conservation Planning: Methodological Issues and choices. In J. & S. J. Graham, F. Jameson (Ed.), The Heritage Reader (pp. 99–124). Routledge, Taylor and Francis Group.

Ramelan, W. . (2012). Permasalahan Pengelolaan Cagar Budaya dan Kajian Sumberdaya Arkeologi. In Arkeologi Untuk Publik. IAAI.

Ross, M. (1996). Planning and the Heritage Policy and Procedures. E& FN Spon.

Sarjiyanto. (2009). Kota Kuna Banda Neira, Maluku.

Smith, L. (2006). Uses of Heritage. Routledge.

Throsby, D. (2002). Cultural Capital and Sustainability Concepts in the Economics of Cultural Heritage. In Assessing the Values of Cultural Heritage. The Getty Conservation Institute.




DOI: http://dx.doi.org/10.24832/fa.v34i1.586

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.