Model prediksi iklim berbasis data penginderaan jauh dan aplikasinya di Indonesia

Sebagai benua maritim Indonesia memiliki keadaan dan variabilitas iklim yang unik karena pengaruh sirkulasi global massa udara utara-selatan maupun timur-barat yang melintasinya. Dalam sirkulasi utara-selatan, Indonesia dipengaruhi oleh posisi zona konvergensi ITCZ (Inter-Tropical Convergence Zone) dan SPCZ (South Pacific Convergence Zone). Perubahan maupun penyimpangan posisi kedua zona mempengaruhi pembentukan awan dan hujan serta distribusinya di Indonesia. Model pemantauan posisi ITCZ dan SPCZ di atas wilayah Indonesia telah dikembangkan dengan data GMS harian berdasarkan analisis awan. Model yang relatif sederhana dengan persamaan regresi linier dengan masukan posisi pixel awan menengah dan awan konvektif pada daerah antara 20 °LU-20 °LS dan 80 °BT-160 °BT dapat menentukan posisi dan gerak kedua zona berdasarkan nilai koefisien pada persamaan tersebut (Adiningsih et al., 1998). Model lain telah diteliti dengan menggunakan persamaan polinom orde dua dan tiga yang dapat menentukan posisi kedua zona secara lebih tepat tetapi kurang praktis untuk tujuan operasional (Adiningsih et al., 1999). Kedua model telah divalidasi dengan data curah hujan untuk beberapa lokasi di Indonesia dengan hasil keakuratan yang agak tinggi untuk model linier dan sangat tinggi untuk model polinom yang ditunjukkan oleh penyimpangan posisi dari model linier terhadap model polinom sebesar 2-3° lintang. Metode analisis cluster dapat pula diterapkan untuk tujuan ini tetapi masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Model pemantauan posisi zona konvergensi dapat digunakan untuk evaluasi dan ala waktu | bulan dan hasilnya bersifat kualitatif.