Manfaat dan tantangan kerja sama bilateral dalam penyelenggaran kegiatan keantariksaan di Indonesia

Adhimantara, Ibnu Nugraha (2018) Manfaat dan tantangan kerja sama bilateral dalam penyelenggaran kegiatan keantariksaan di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Kebijakan Penerbangan dan Antariksa III (SINAS KPA-III) 2018. pp. 39-55. ISSN 977-2654-7000-01

[thumbnail of Prosiding_Adhimantara_KSHU_2018.pdf]
Preview
Text
Prosiding_Adhimantara_KSHU_2018.pdf

Download (524kB) | Preview

Abstract

Kerja sama internasional telah menjadi salah satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam penyelenggaraan kegiatan keantariksaan. Dalam pelakasanaannya, kerja sama internasional telah banyak berhasil dilakukan, salah satunya dalam pencapaian penguasaan teknologi keantariksaan oleh suatu negara. Salah satu bentuk kerja sama yang sering dilakukan dalam kegiatan kerja sama keantariksan adalah kerja sama bilateral. Bila dibandingkan dengan bentuk kerja sama multilateral, bentuk kerja sama bilateral lebih bersifat fleksibel dan memiliki peran yang berbeda. Negara-negara yang memiliki hubungan baik dan mempunyai kepentingan yang sama dapat mencapai kesepakatan untuk melakukan kegiatan kerja sama keantariksaan, baik antar negara space faring dan non�space faring maupun antara negara maju dan negara berkembang. Sesuai dengan Undang-Undang Keantariksaan No. 21 Tahun 2013, Pemerintah Indonesia wajib mengupayakan alih teknologi melalui kerja sama internasional. Sebagai
penyelenggara kegiatan keantariksaan di Indonesia, LAPAN memegang peranan dalam melakukan kerja sama dengan
negara lain dalam rangka penguasaan dan pengembangan teknologi keantariksaan. Indonesia melalui LAPAN, telah
melaksanakan kerja sama bilateral dengan berbagai negara, diantaranya adalah RRT, India, Rusia dan Jepang.
Permasalahan yang diangkat dalam kajian ini adalah apa manfaat dan tantangan kerja sama bilateral dalam
penyelenggaran kegiatan keantariksaan di Indonesia. Tujuan dari kajian ini adalah untuk memaparkan kerja sama
bilateral keantariksaan antara Indonesia dan negara-negara tersebut diatas yang meliputi manfaat dan tantangannya.
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode penulisan deskriptif analitis. Hasil kajian ini menunjukan
bahwa manfaat dari kerja sama bilateral adalah meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dalam penguasaan
teknologi dan bertambahnya kepemilikan aset teknologi antariksa. Adapun tantangan yang dihadapi dalam kerja sama
bilateral berasal dari faktor internal seperti belum tersedianya perangkat hukum untuk mengakomodir sejumlah kegiatan kerja sama, terbatasnya SDM dan anggaran yang berakibat pada kontinuitas dari program kerja sama yang dilakukan.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Kerja sama keantariksaan, Perjanjian bilateral, Indonesia
Subjects: Taksonomi LAPAN > Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa
Taksonomi LAPAN > Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa > Kebijakan > Strategis
Divisions: LAPAN > Sekretaris Utama LAPAN > Hubungan Masyarakat
Depositing User: - Een Rohaeni
Date Deposited: 31 Oct 2022 04:50
Last Modified: 31 Oct 2022 04:50
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/12060

Actions (login required)

View Item
View Item