ORNAMEN DAN PERWUJUDAN BALUNTANG

  • nfn Wasita Balai Arkeologi Banjarmasin
Keywords: Baluntang, ornamen, kaharingan, dayak, upacara penguburan.

Abstract

Baluntang, an iron wood statue, is one of important complements in a secondary burial ceremony among Dayak Kaharingan believers. Baluntang simbo/izes the death spirit who has travelled to paradise. Technically, the function of baluntang is as a sacrificed animal pole, while religiously, the function of baluntang is as a place for the spirit to stop in when their relatives call it. As a whorship media, balun tang also has ornaments possessing supernatural qualities and animal motifs usually relate to the creation myths.

References

Bae, Sutopo Ukip; Djanang G. Bandan; dan Martinus. 1995. Sejarah Suku Dayak Maanyan, Banjar, dan Merina di Madagaskar. Palangkaraya: Belum terbit.

Depdikbud. 1993/94a. Naskah Pemaparan Budaya Spiritual Paguyuban Hiyang Piumung Paju 10. Palangkaraya: Proyek lnventaarisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Depdikbud. 1993/1994b Naskah Pemaparan Budaya Spiritual
Paguyuban Nanyu Saniang Paju 4. Palangkaraya: Proyek lnventaarisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Atmosudiro, Sumiati. 1981. "Bangunan Megal itik Salah Satu Cerminan Solidaritas Masa Perundagian", Berkala Arkeologi No.1: 36- 41.

Budiman, Kris.2004. Jejaring Tanda-tanda Strukturalisme dan Semiotik dalam Kritik Kebudayaan. Magelang:Indonesia Tera.

Dyson dan Asharini. 1980/81. Tiwah Upacara Kematian Pada Masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Jakarta: Proyek Media kebudayaan.

Hadiwijono, Harun.1985. Religi Suku Murba di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hudson, Alfred D. dan Judith M. Hudson. 1964. editor Koentjaraningrat. "Telang: Sebuah Desa Maanjan di Kalimantan Tengah", Dalam Koentjaraningrat. (ed.} Masjarakat
Desa di Indonesia Masa lni. Jakarta: Jajasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Maunati, Yekti . 2004. ldentitas Dayak Komodifikasi dan Politik
Kebudayaan. Yogyakarta: LKIS.

Prasetyo, Bagyo, dkk. 2004. Religi Pada Masyarakat Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional.

Simpei, Bajik R. dan Mintikei R. Hanyi. 1996. Panaturan Tamparan Taluh Handiai (Awal Segala Kejadian). Palangkaraya: Majelis Besar Akim Ulama kaharingan Indonesia.

Sulistyanto, Bambang. 2004. Upacara Tiwah Masyarakat Dayak Ngaju di Pendahara. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.

Sulistyanto, Bambang dan Nasruddin. 2006. Tiwah: Ritus Kematian Dayak Ngaju. Kebudayaan Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Vol. 1 no. 1 :20-32.

Syarifuddin R. Dkk. 1996. Wujud, Arti dan Fungsi Puncak-puncak Kebudayaan Lama dan Asli Bagi Penduduknya Daerah Kalimantan Selatan. Banjarmasin: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai- nilai Budaya Daerah Kalimantan Selatan.

Wales, Qua ritz. 1953. The Mountain of Good a Study in Early and Kingship. Bernard Quaritch Ltd.

Wasita . 2004. "Artefak dan Ritual Pada Masyarakat Tradisional: Pola
pembelajaran Antargenerasi secara Lisan", Naditira Widya Bulletin
Arkeologi No 13. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.

Wasita dan Sunarningsih. 2004. Sistem Penguburan dan Upacara ljambe. Pada Masyarakat Barito Timur, Kalimantan Tengah . Berita
Penelitian Arkeologi No 15. Banjarbaru: Balai Arkeologi
Banjarmasin.
How to Cite
Wasita, nfn. (1). ORNAMEN DAN PERWUJUDAN BALUNTANG. Naditira Widya, 1(2), 214-223. https://doi.org/10.24832/nw.v1i1.345