KAJIAN ARSIP BELANDA PADA KASUS-KASUS PEROMPAKAN KAPAL Dl KALIMANTAN

  • Andi Nuralang Balai Arkeologi Banjarmasin

Abstract

Piracy in general is illegal act of violence at sea which become fearful subject to everyone including sea voyagers and ship owners in the waters of Kalimantan. Data on such piracies are recorded in Dutch archives. However, based on Indonesian perspective in regard to the so called 'piracy' claimed by the Dutch, a number of scholars suspect that it was a political strategy of Dutch to underline the violent action of the Indonesian who in fact merely tried to reclaim their rightful economic assets. In this article, I use historical approach to explore several Dutch archival data about piracy in the waters of Kalimantan, which is further re-examined by several studies on such piracy. Additionally, I present an archaeological data obtained from the Barito River indicating a spot where the so called 'piracy' had occurred in the second half of the 191h century.

References

Anonim, 1965. Surat-Surat Perjanjian antara kesultanan Bandjarmasin dengan Pemerintahan-Pemerintahan VO.C. Bataafse Republik, lnggeris
dan Hindia Belanda 1635 -1860. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat.

Fajriyansah, Rahman, 2007. Perompakan Kapal di Indonesia. Surabaya: PT Java Pustaka Media Utama.

Goh Yoon Fong, 1969: Trade and Politics in Banjarmasin, 1700 -1747, Tesis Doktor, Univers ity of London. London. tidak diterbitkan.

Kusmartono, Vida P.R dan Nuralang Andi. 2001 . Kehidupan Sosial Ekonomi dan Perdagangan di Daerah Pesisir Tenggara Kalimantan pada abad ke-19 Masehi. Berita Penelitian Arkeologi. Banjarbaru:
Balai Arkeologi Banjarmasin.

Kasnowihardjo, Gunadi, 2006. Laporan Hasil Survei Kapal Onrust di Hulu Sungai Barito, Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Balai Arkeologi Banjarmasin. tidak diterbitkan.

Kasuma, Attabranie. 1993. Gua Sarang Burung Tamuluang Milik Kerajaan Tanah Bumbu Jadi Miliki Gouvernement. Banjarmasin Post,
Banjarmasin: Kamis 22 Juli 1993 hal.11.

Kasuma, Attabran ie. 1995. Kesultanan. Banjarmasih (Kerajaan Banjarmasin): Kerajaan Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan
Bagian Tenggara 1748 -1905. Hasil Lapangan Kemuskalaan . Kantor
Wilayah Depdikbud Prov. Kalimantan selatan . Tidak diterbitkan

Mansyur, 2004. Pengembangan Daerah Konsesi Maluka Pada Masa
Pemerintahan lnggris Di Kalimantan Tenggara Tahun 1811-
1816. Skripsi Sarjana 81 Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Tidak diterbitkan.

Maulana, H. Ahmad. 2001. Sejarah Daerah Berau. Tanjung Redep: PEMDA TK II Berau Meijer, J.J. 1864. De Tanah Laoet dalam TBG XIV. Batavia: Langs & Co.

Nuralang, Andi , 2003 Kerajaan Tanah Bumbu Di Kalimantan Tenggara Pada Abad XVII - XIX. Dalam Bulletin Arkeologi Naditira Widya No. 11 tahun 2003:80- 88.

Nieuwenhuis, A. 1994. Di Pedalaman Borneo: Perjalanan dari Pontianak ke Samarinda. Jakarta: Gramedia.

Ricklefts, M.C. 1993. A History of Modern Indonesia Since c. 1300.
Hongkong: The Macmillan Press Ltd.

Sjamsuddin, Helius, 2001 . Pegustian dan Temenggung Akar Sosial, Politik, Etnis, dan Dinasti Perlawanan di Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah 1859 - 1906, Jakarta: Balai Pustaka.

Subiyakto, Bambang, 2003. Perompakan: Sebuah Realitas Historis Abad Ke- 19 Di Kalimantan Selatan dalam M.P. Lambut kenangan purnatugas, Banjarmasin: B.Post.

Susanto, Nugroho Nur. 2002. Survei Eksploratif Pantai Timur
Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. Laporan Penelitian Arkeologi Balai Arkeologi Banjarmasin. Tidak diterbitkan.
How to Cite
Nuralang, A. (1). KAJIAN ARSIP BELANDA PADA KASUS-KASUS PEROMPAKAN KAPAL Dl KALIMANTAN. Naditira Widya, 2(2), 200-212. https://doi.org/10.24832/nw.v2i2.352