UANG KEPENG DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT HINDU BALI DI ERA GLOBALISASI
Abstract
The use of kepeng (chinese coin) in Bali is the result of the mixture of cultures among Chinese ethnic with Balinese ethnic which still survive to this day. This research aims to know the perspectives of Hindu society in Bali regarding the existence of kepeng and to know the preservation of kepeng in the middle of globalization era. This research uses qualitative method. Data were collected through observation, interview, and documents tracking. Data analysis uses qualitative analysis through data reduction, presentation, and conclusion. The result of this research shows that the Hindu society in Bali has various perspectives regarding the existence of kepeng. Kepeng has religious meaning because it closely associated with religious ideology. It also has economic and mythical meaning for the society. High need of kepeng causes reproduction and innovation to maintain its sustainability.
Penggunaan uang kepeng di Bali merupakan hasil percampuran budaya antara etnis Tionghoa dengan etnis Bali yang masih bertahan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif masyarakat Hindu di Bali terhadap keberadaan uang kepeng dan untuk mengetahui pelestarian uang kepeng di tengah era globalisasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan penelusuran dokumen. Analisis data menggunakan analisis kualitatif melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Hindu di Bali memiliki berbagai perspektif mengenai keberadaan uang kepeng. Uang kepeng memiliki makna religius karena berkaitan erat dengan ideologi agama. Uang kepeng juga memiliki makna ekonomi dan mistis bagi masyarakat. Tingginya kebutuhan terhadap uang kepeng menimbulkan upaya reproduksi dan inovasi untuk menjaga kelestarian uang kepeng.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ardana, I Gusti Gde. 2008. “Kontribusi Budaya Tionghoa Pada Budaya Bali.” Dalam Integrasi Budaya Tionghoa ke Dalam Budaya Bali: Sebuah Bunga Rampai, disunting oleh Sulistyawati, 1-23. Denpasar: Universitas Udayana.
Bali Post. 2015. ”Kerajinan Uang Kepeng: Pesanan Tinggi, Perajin Minim Tenaga Kerja.” 16 Maret, 10.
Cavallaro, Dani. 2004. Critical and Cultural Theory: Teori Kritis dan Teori Budaya. Diterjemahkan oleh Laily Rahmawati. Yogyakarta: Niagara.
Fashri, Fauzi. 2007. Pierre Bourdieu Menyingkap Kuasa Simbolik. Yogyakarta: Jalasutra.
Harthawan, I Dewa Nyoman Putra. 2011. Uang Kepeng Cina Dalam Ritual Masyarakat Bali. Denpasar: Pustaka Larasan.
Iskandar. 2009. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Untuk Penelitian Pendidikan, Hukum, Ekonomi & Manajemen, Sosial, Humaniora, Politik, Agama & Filsafat. Jakarta: Gaung Persada Press.
Lajar, Aloysius Baha. 2005. “Jacques Derrida dan ‘Perayaan’ Kemajemukan.” Dalam Teori- Teori Kebudayaan, disunting oleh Mudji Sutrisno dan Hendra Putranto, 163-175. Yogyakarta: Kanisius.
Lubis, Akhyar Yusuf. 2014. Postmodernisme: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lull, James. 1998. Media, Komunikasi, Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global. Diterjemahkan oleh A. Setiawan Abadi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mahar, Cheleen, Richard Harker, dan Chris Wilkes. 2009. “Posisi Teoritis Dasar.” Dalam (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Pemikiran Pierre Bourdieu, disunting oleh Richard Harker, Cheelen Mahar, dan Chris Wilkes, 1-32. Diterjemahkan oleh Pipit Maizier. Yogyakarta: Jalasutra.
Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sidemen, Ida Bagus. 2002. Nilai Historis Uang Kepeng. Denpasar: Larasan Sejarah.
Sulistyawati, Made. 2008. “Nilai Budaya Pis Bolong Cina di Bali.” Dalam Integrasi Budaya Tionghoa ke Dalam Budaya Bali: Sebuah Bunga Rampai, disunting oleh Sulistyawati, 144-160. Denpasar: Universitas Udayana.
Takwin, Bagus. 2009. “Proyek Intelektual Pierre Bourdieu: Melacak Asal Usul Masyarakat, Melampaui Oposisi Biner Dalam Ilmu Sosial.” Dalam (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Pemikiran Pierre Bourdieu, disunting oleh Richard Harker, Cheelen Mahar, dan Chris Wilkes, xv-xxv. Diterjemahkan oleh Pipit Maizier. Yogyakarta: Jalasutra.
DOI: http://dx.doi.org/10.24832/fa.v29i3.119
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.