SISTEM SETING OKUPASI MANUSIA KALA PLEISTOSEN – AWAL HOLOSEN DI KAWASAN GUNUNGKIDUL

  • Indah Asikin Nurani Balai Arkeologi DIY

Abstract

Kawasan Gunung Sewu tidak diragukan lagi menyimpan tinggalan budaya yang berkesinambungan utamanya masa prasejarah. Beberapa arkeolog menyebut kawasan Gunung Sewu sebagai metropolitan prasejarah. Hal tersebut didasarkan tinggalan budaya sejak paleolitik sampai dengan neolitik – megalitik tersebar luas tanpa putus di kawasan ini. Gunungkidul sebagai salah satu kabupaten yang termasuk dalam kawasan Gunung Sewu juga menunjukkan potensi arkeologis yang tinggi dan berkesinambungan. Hal yang menjadi permasalahan adalah bagaimana seting okupasi yang berlangsung di Gunungkidul? Tulisan ini mencoba menjabarkan potensi arkeologis secara ruang dan waktu dalam sistem seting yang berlangsung khususnya kala Pleistosen ke Holosen. Daerah-daerah mana dimanfaatkan sebagai pusat aktivitas, dan daerah mana sebagai sumber bahan baku. Selanjutnya apakah terjadi pergeseran ruang dalam kurun waktu berikutnya? Faktor-faktor apakah yang menyebabkan seting okupasi tersebut terjadi. Diharapkan tulisan ini akan memberikan kontribusi dalam pelestarian seting okupasi budaya kala Pleistosen – Holosen kawasan Gunungkidul berlangsung. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik, sehingga akan terjabarkan seting okupasi secara ruang dan waktu.Hasil penelusuran Sungai Oyo dan gua hunian di Gunungkidul memberikan informasi terjadi perkembangan budaya dari aspek ruang dan waktu.

Author Biography

Indah Asikin Nurani, Balai Arkeologi DIY

Peneliti Madya 

Pembina Utama Muda IVc

References

Anonim, 2012. Atlas Prasejarah Indonesia. Jakarta: PT Kharisma Ilmu.
Bemmelen, R.W. Van, 1949. The Geology of Indonesia, vol IA, 2nd ed, The Haque Martinus Nijhoff, Netherlands., vol. IA.
Haryadi, 1995. “Kemungkinan Penerapan Sistem Seting dalam Penemu kenalan Penataan Ruang Kawasan”. Berkala Arkeologi, edisi khusus. Yogyakarta: Balai Arkeologi. Hlm. 5-9
Hidayat, Muhammad, 1999. “Bentuk-bentuk Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kawasan Pegunungan Selatan Jawa Pada Masa Prasejarah”. Laporan Penelitian Arkeologi. Yogyakarta: Balai Arkeologi.
Nurani, Indah Asikin dan Agus Tri Hascaryo, 2016. “Strategi Adaptasi Manusia dengan Lingkungan Kawasan Pegunungan Selatan Jawa Kala Pleistosen – Holosen”. Laporan Penelitian Arkeologi. Yogyakarta: Balai Arkeologi.
Simanjuntak, Harry Truman, dan Widianto, Harry (ed.), 2012. “Prasejarah” dalam Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 1. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Soejono, R.P., 2000. “Tinjauan tentang Pengkerangkaan Prasejarah Indonesia”, dalam Aspek-aspek Arkeologi Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Arkeologi.
Surono, 2009. Litostratigrafi Pegunungan Selatan Bagian Timur Daerah Istimewa Yogyakarta dan JawaTengah. Bandung: Pusat Survei Geologi.
Surono,Toha.B dan Sudarno, 1992. Peta Geologi Lembar Surakarta–Giritontro, Jawa. Bandung: Pusat Penelitiandan Pengembangan Geologi.
Widianto, Harry, 1983. “Kali Oyo dalam Kronologi Pertanggalan Plestosen”. Skripsi Sarjana S1. Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada.
Widianto, Harry, Budianto Toha, Muhammad Hidayat. 1998. “Penelitian Situs Sangiran: Eksistensi Artefak pada Awal Kala Plestosen Tengah dan Stratigrafi Endapan Teras di Atas Seri Kabuh dan Seri Notopuro”. Berita Penelitian Arkeologi No. 03. Yogyakarta: Balai Arkeologi.
Tanudirjo, Daud Aris. 2014. “Archaeologies Not Only Archaeology” presentasi dalam Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi. Yogyakarta: Balai Arkeologi. Tidak diterbitkan.
Published
2017-04-29
How to Cite
Nurani, I. A. (2017). SISTEM SETING OKUPASI MANUSIA KALA PLEISTOSEN – AWAL HOLOSEN DI KAWASAN GUNUNGKIDUL. Naditira Widya, 11(1), 1-16. https://doi.org/10.24832/nw.v11i1.207
Section
Naditira Widya Vol. 11 No. 1 April 2017